Surabaya -
Ratusan warga yang mengikuti rapid test massal di Keputih, Kamis (4/6) mengabaikan physical distancing. Pemkot Surabaya melakukan evaluasi.
"Itu merupakan bahan evaluasi atas antusias dari warga. Tapi hari ini insyaallah sudah tertata," kata Kabag Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara saat dihubungi detikcom, Jumat (5/6/2020).
Febri menambahkan, sebetulnya, pihaknya sudah menyiapkan gelaran rapid test massal secara maksimal agar penerapan physical distancing tetap terlaksana. Namun karena antusias warga yang ingin mengetahui kondisi masing-masing, akhirnya membeludak.
"Sebenarnya pemkot sudah all out, maksimal. Namun animo masyarakat terlalu tinggi ya, pemerintah kota mohon maaf ada kejadian seperti itu. Namun hari ini sudah diberikan penataan-penataan. Sudah diberi tempat duduk juga ada penerapan nomor urut, termasuk penambahan personel (Satpol PP, Linmas dan Dishub) di lokasi," papar Febri.
Febri juga mengakui dan mengapresiasi antusias warga Kota Surabaya dalam ikut serta memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Seperti dengan mengikuti rapid test dan swab secara massal yang digelar Pemkot Surabaya.
"Dibandingkan dengan daerah lain banyak yang menghindar. Kami mengapresiasi warga Surabaya ikut rapid test massal untuk mengetahui, berani sehingga diketahui statusnya. Mereka juga ikut membantu memutus mata rantai (COVID-19)," pungkas Febri.
Kamis (4/5), antusiasme ratusan warga mengikuti rapid test massal di Terminal Keputih yang digelar Pemkot Surabaya bersama BIN sangat tinggi. Namun hal itu tak disertai dengan kesadaran menerapkan physical distancing.
Pantauan detikcom di lokasi, ratusan warga tersebut tampak berdesakan saat mengantre untuk mendaftar rapid test. Tak jarang mereka terus merangsek dan saling dorong.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini