Terlebih, adanya dukungan alat kesehatan (alkes) dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Badan Intelijen Negara (BIN) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Dari data Dinkes Kota Surabaya per tanggal 1 Juni 2020, pasien sembuh ada 17 orang. Kemudian per tanggal 2 Juni 2020, ada 60 pasien sembuh. Selanjutnya data per tanggal 3 Juni 2020, ada 240 orang yang dinyatakan sembuh. Sedangkan data kumulatif sampai 3 Juni 2020, tercatat sebanyak 540 pasien confirm COVID-19 yang telah dinyatakan sembuh.
Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya M. Fikser mengatakan setelah mendapat bantuan alat kesehatan dari pemerintah pusat, pihaknya langsung gencar melakukan rapid test dan swab. Ia menilai, bahwa bantuan alkes ini juga menjadi salah satu indikator angka pasien sembuh di Surabaya terus meningkat.
"Sebetulnya kita memperhatikan test, tracing dan theraphy (3T). Setelah kemarin kita mendapat alat, kita melakukan swab dan rapid test begitu banyak," kata Fikser dalam rilis yang diterima detikcom, Kamis (4/5/2020).
Selain itu, kata Fikser, atas masifnya upaya 3T tersebut, membuat pasien sembuh di Surabaya trennya terus meningkat. Baik mereka yang sebelumnya menjalani rawat jalan maupun rawat inap di rumah sakit.
"Sehingga begitu besarnya pasien yang sembuh. Saya berharap yang rawat jalan ini bisa terus masif sembuh," ujar Fikser.
Fikser menyebut beberapa waktu lalu Pemkot Surabaya juga mendapat dukungan alat kesehatan dari pemerintah pusat. Menurut Fikser, dukungan ini sangat berharga bagi pemkot dalam upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di Surabaya.
"Percepatan untuk hasil swab itu pula yang menyebabkan terlihat bahwa banyak pasien yang bisa dipulangkan dan sembuh," jelas Fikser.
Fikser mengungkapkan, data Dinkes Surabaya sampai tanggal 3 Juni 2020, jumlah confirm COVID-19 di Surabaya sebanyak 2.007 orang. Dari data itu, rinciannya yakni, rawat jalan sebanyak 1.147 orang, sedangkan rawat inap 860 orang. Namun, data ini bersifat dinamis dan dapat berubah sewaktu-waktu.
"Nah jumlah itu yang nanti kita kejar untuk segera disembuhkan," pungkas Fikser. (iwd/iwd)