Aksi anggota DPRD Tulungagung yang mengamuk hingga membanting botol bir tengah menjadi perbincangan. Sederet tanggapan belum menguak alasan anggota Dewan itu mengamuk.
Bupati Tulungagung Maryoto Birowo menanggapi aksi anggota DPRD tersebut. Maryoto mengaku, saat kejadian, ia dalam perjalan menuju pendapa. Ia mendapat telepon dari keponakannya bahwa ada anggota Dewan yang mengamuk dan mencarinya.
"Jumat (29/5) sore itu mencari saya. Saya tidak ketemu, terus kemudian saya kembali. Saya ditelepon kan oleh keponakan saya, mau ketemu. Saya bilang tunggu ya, saya nggak ada 5 menit karena sudah sampai di utara perempatan Samudra. Tapi nggak tahu, saya sampai sini, ternyata (orangnya) sudah pulang kayaknya," kata Maryoto saat konferensi pers di pendapa Tulungagung, Rabu (3/6/2020).
Pihaknya mengaku tidak mengetahui secara pasti persoalan yang melatarbelakangi anggota Dewan itu mengamuk di Pendapa Kongas Arum Kusumaning Bangsa, Tulungagung. Ia hanya tahu anggota Dewan itu mencarinya.
Maryoto mengaku sempat bertemu dengan sejumlah pimpinan Dewan, yakni untuk membahas persoalan tersebut. Menurutnya, dalam pertemuan yang digagas pihak DPRD itu, pimpinan Dewan mengaku akan melakukan pembahasan dan rapat internal. Sebab, segenap anggota Dewan terikat dengan tata tertib dan ada lembaga yang menanganinya, yakni Badan Kehormatan (BK).
"Sebenarnya itu (pertemuan) informal, hanya omong-omong saja, menyikapi kejadian kemarin lusa yang itu. Menyikapi hal tersebut, kejadian kemarin lusa itu, di mana pihak Dewan juga akan membicarakan dengan lingkungan DPRD Tulungagung," imbuh Maryoto.
Selain dengan pimpinan DPRD, Maryoto juga telah berkomunikasi dengan partai pengusung anggota DPRD yang mengamuk. Menurutnya, itu merupakan hal yang harus dilakukan.
Anggota DPRD yang mengamuk itu yakni Suharminto. Pria yang akrab disapa Bedut itu merupakan kader PDIP. Namun, mengenai hal itu, DPC PDIP Tulungagung belum memberikan keterangan resmi.
Tonton juga video 'Risma Ngamuk! Mobil Lab PCR Surabaya Dialihkan ke Daerah Lain':
Beredar rumor bahwa aksi Bedut yang mengamuk dan membanting botol bir, ada kaitannya dengan proses pengisian jabatan eselon II. Namun Maryoto membantahanya.
Ia memastikan, proses lelang jabatan eselon II di pemerintahannya telah berjalan sesuai dengan mekanisme yang ada. Sehingga terhindar dari intervensi dari pihak luar.
"Ya memang karena itu kebutuhan satu lembaga struktural pemerintah daerah. Kami akan menyelenggarakan pengisian jabatan yang kosong seperti yang sudah pernah saya sampaikan itu. Tidak terpengaruh, tetap berjalan," lanjut Maryoto.
Badan Kehormatan (BK) DPRD menganggap aksi itu persoalan pribadi dan tidak terkait lembaga. "BK selama kalau memang ada surat masuk ya kami bahas bareng-bareng. Karena ini urusan pribadi, kami pun dari BK belum berani melangkah apa-apa. Karena kalau urusan pribadi diselesaikan secara internal pribadi," kata Wakil BK DPRD Tulungagung, Widodo Prasetyo.
Sementara polisi Tulungagung memilih memantau perkembangan kasus tersebut. Hingga saat ini, polisi belum menerima laporan.
Kasat Reskrim Polres Tulungagung AKP Ardyan Yudo Setyantono mengatakan, sekilas kasus amukan disertai perusakan tersebut tidak masuk dalam delik aduan, melainkan delik murni. Meski demikian, pihaknya tidak akan gegabah dalam melangkah. Namun akan melihat dulu perkembangan kasusnya.
"Kalau masalah deliknya, sebetulnya bukan delik aduan, ini delik murni. Tapi kembali lagi, kalau sudah terjadi perdamaian. Kalau sudah ada kesepakatan di antara kedua belah pihak yang azas manfaatnya tercapai ya silakan," kata Ardyan.
Jumat (29/5), Suharminto mengamuk di pendapa kabupaten. Yang bersangkutan sempat melempar botol bir di lantai dan membanting stoples yang ada di ruang tamu hingga pecah. Ia juga meletakkan sebotol minuman keras di meja setelah gagal bertemu bupati.