Surabaya -
Sejak 2 Juni, peta sebaran COVID-19 di Jatim, Surabaya berubah menjadi zona hitam. Pakar Kesehatan Masyarakat dan Ahli Epidemiologi FKM Universitas Airlangga (Unair), Windhu Purnomo mengatakan zona itu karena kasus positif mencapai 2.748.
"Tingginya kasus ada banyak sebab, karena penularan yang tinggi atau karena tes masif yang tinggi. Sehingga bisa menguak banyak kasus yang ada di bawah permukaan," kata Windhu saat dihubungi detikcom, Rabu (3/6/2020).
"Sekarang ini karena apa tingginya? Karena penularan yang makin besar atau kita berhasil membongkar kasus di bawah permukaan. Kalau tinggi karena keberhasilan kita membongkar kasus, itu bagus. Tingginya kasus tidak begitu saja selalu dikatakan itu jelek, tidak. Kadang-kadang itu justru menunjukkan hal bagus, karena penemuan kasus di Surabaya bagus," jelasnya.
Menurutnya, di Surabaya harus yang lebih penting melihat indikatornya. Yaitu RT atau bilangan reproduksi efektif.
"Nah Surabaya turun terus bilangan reproduksi efektifnya dan sekarang malah sudah hampir 1,2, 1,1 itu bagus. Kemarin-kemarin kan 2 sebelumnya malah pernah 2,5 sekarang lumayan, meskipun belum stabil dan kita terus berharap agar di bawah 1," ujarnya.
Artinya, lanjut Windhu, memang kasus di Surabaya tinggi namun tingkat penularannya rendah. Maka itu dapat dikatakan sebuah perkembangan yang sangat memberi harapan.
Karena itu, masyarakat tidak bisa melihat bahwa Surabaya zona hitam ini sesuatu hal yang buruk. Melainkan terdapat campuran tingginya kasus yang diperoleh di Surabaya.
"Campuran itu antara penularan dan tes masif. Karena terbukti RT-nya makim turun, rendah. Itu bagus," katanya.
Terlebih Surabaya telah mendapatkan sumbangan rapid test dan swab. Dari tes masif yang dilakukan pemkot ini dinilai sangat bagus.
Dia juga mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak cemas karena Surabaya sudah menjadi zona merah tua. Sebab tes masif sudah dilakukan sebanyak mungkin oleh pemkot.
"Pasti kasus akan terbongkar semua sehingga melonjak naik. Tapi harapannya kasus yang tinggi didapatkan itu tidak diikuti oleh angka kematian. Case Fatality Rate (CFR) Surabaya masih tinggi 9,2% ini harus lihat perkembangan kalau turun semakin bagus, kalau kasus tinggi, CFR turun dan Rt makin rendah terutama Rt. Itu yang merupakan indikator penting RT," urainya.
Windhu menjelaskan, zona merah atau zona hijau itu dilihat dari banyaknya kasus. Dan masyarakat diminta untuk tidak melihat berdasarkan warna zonanya. Zona hijau bisa jadi tidak melakukan tes sehingga kasusnya kecil.
"Artinya jangan terkecoh dengan zona itu. Jangan sekedar melihat warna, warna hanya sekedar kepentingan kewaspadaan, tapi kita sebagai orang yang melihat data hati-hati. Jadi hijau, kuning, merah tidak menggambarkan sesuatu yang harus dijadikan catatan. Hijau bisa saja di bawahnya merah karena tes rendah," pungkasnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini