Banjir rob menggenangi permukiman warga di Kota Pekalongan. BPBD Kota Pekalongan mengungkap ada 150 warga yang mengungsi.
"Untuk daftar pengungsi ada 150 jiwa di (Kelurahan) Slamaran dan Tirto," ujar Kepala BPBD Kota Pekalongan Sasmitha kepada detikcom di kantornya, Rabu (3/6/2020).
Sasmitha mengungkap ada tujuh kelurahan di tiga kecamatan yang terdampak banjir rob. Tiga kecamatan tersebut yakni Pekalongan Utara, Pekalongan Barat dan sebagian Pekalongan Timur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Paling parah di (Kelurahan) Slamaran. Hari ini malah air naik kembali," kata Sasmitha.
Sasmitha memprediksi kondisi ini masih akan terjadi selama sebulan.
"Bahkan tanggal 11, 12 dan 13, itu angkanya lebih tinggi. Logikanya, kalau angka lebih tinggi dampaknya (rob) lebih besar. Kita terus berjaga-jaga," jelas Sasmitha.
Pantauan detikcom hari ini, banjir rob menggenangi kawasan permukiman di Kelurahan Slamaran dengan ketinggian yang beragam. Warga mengungkap air mulai masuk ke permukiman pada dini hari tadi.
Sebelumnya, banjir rob yang sudah terjadi pada beberapa hari terakhir hanya menggenangi jalan dan baru mencapai area permukiman pada hari ini. Warga mengaku baru kali ini banjir rob menggenangi kawasan permukiman setelah belasan tahun.
"Biasanya di sini jarang masuk rumah (air rob). Paling ya di jalan," ujar salah seorang warga Kelurahan Slamaran Kecamatan Pekalongan Utara Edi Usman kepada detikcom di rumahnya, hari ini.
Edi mengaku baru kali ini rumahnya tergenang banjir rob setelah 35 tahun dia tinggal di lokasi tersebut. Rumahnya kini tergenang air hingga setinggi di atas lutut orang dewasa.
"Ini luar biasa masuk rumah. Keluarga diungsikan di (Kelurahan) Krapyak tempat anak-anak," lanjut Edi.