Pemerintah memutuskan tidak memberangkatkan calon jemaah haji pada tahun ini karena pandemi COVID-19. Meski gagal berangkat, sejumlah calon jemaah mengaku bersyukur.
Salah satu pengusaha tour and travel umrah dan haji Andi Alamsyah menyebut para jemaah bersyukur gagal berangkat mengingat situasi dunia yang saat ini dilanda pandemi. Sebab, menurut jemaah, situasi itu membuat ibadah haji tidak tenang.
"Bahwa ada yang bersyukur jika ditunda. Mereka takut kena COVID-19. Karena membuat ibadah tidak tenang. Itu manusiawi," kata Andi kepada detikcom saat dikonfirmasi, Rabu (3/6/2020).
"Namun mereka tetap berharap 2021 pasti berangkat. Secara teknis jemaah ditunda 2020 akan dialihkan ke 2021," tambah Andi.
Andi, selaku pengusaha tour and travel mengaku menghormati dan memahami keputusan pembatalan ibadah haji tahun ini. Karena alasan keamanan dan keselamatan jemaah merupakan hal yang utama.
"Kami menghormati dan memahami keputusan pemerintah. Tentunya sudah melalui kajian yang sangat mendalam. Alasan keamanan dan keselamatan lebih utama bagi jemaah haji," tutur Andi.
"Dari awal pendemi sudah mempersiapkan berbagai kemungkinan. Salah satunya jika batal," ujar pria yang juga CEO Shafira Tour and Travel itu.
Ditanya apakah pihaknya mengalami kerugian dengan keputusan pembatalan? Andi mengakui sudah mengantisipasinya. Sehingga kerugian yang dialami tidak terlalu besar.
"Kerugian material pasti ada, tapi tidak terlalu besar. Overhead operasional," beber Andi.
"Kita juga sudah melakukan deposit tunai ke beberapa hotel di Makkah dan Madinah sebelum ada pendemi COVID-19. Ini sudah lazim dilakukan oleh kami agar mendapat kepastian hotel lebih awal. Dengan hal ini insyaallah bisa dialihkan untuk haji tahun depan," tandasnya.