Sebanyak 11 warga Desa Daenaa, Kecamatan Limboto Barat, Gorontalo, mengalami luka melepuh di bagian tangan. Mereka diduga terkena antraks karena mengalami kontak langsung dengan sapi yang mati mendadak di desa tersebut.
"Pada 30 Mei kita mendapat laporan adanya antraks di Desa Daenaa, ada beberapa warga di situ terkena antraks. Pada saat itu juga tim survei dinas kesehatan turun, didapati sejak usai Lebaran sampai 28 Mei ada 8 ekor sapi yang dipotong. Dari 8 sapi ada satu sapi yang mendadak mati dan langsung disembelih pemiliknya dan diedarkan ke warga sekitar," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo Roni Sampir, Rabu (3/6/2020).
Roni menjelaskan, 8 sapi yang disembelih di Desa Daenaa itu 5 berada di Dusun Marisan dan 3 di Dusun Ponelo. Berdasarkan pemeriksaan awal, ada 6 orang yang diduga mengalami gejala antraks dan kemudian bertambah menjadi 11 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Surveilans kita juga menelusuri, satu ekor sapi yang disembelih itu disebarkan kemana saja, siapa yang mengkonsumsi. Tim mendapati ada 24 orang yang mengkonsumsi, dari 24 orang ada 11 orang yang mempunyai gejala antraks dan langsung diobati. Kita kolaborasi dengan dinas peternakan dengan menirukan dokter hewan dan mengambil sampel untuk pemeriksaan," jelas Roni.
Simak video 'Jokowi Sebut Penanganan Corona Bikin Defisit APBN Bertambah':
Roni mengatakan antraks di Desa Daenaa tergolong antraks ringan atau antraks kulit. Pengobatannya, kata Roni, hanya dengan memberikan antibiotik.
"Selama pengalaman kita, orang mengalami gejala kita lakukan dengan antibiotik dan orang yang memakan kita berikan obat profilaksis," ujar Roni.
Dia menjelaskan, mereka yang diduga terkena antraks tersebut hanya menjalani rawat jalan.
"Mereka yang terkena antraks kulit yang ringan hanya dirawat jalan. Kalau dia ada penyakit bawaan, maka kita akan rawat di rumah sakit," tutup Roni.