Menantu Kamtin, Siti Aminah menyebut saat itu ibundanya tinggal di dekat Pasar Tradisional Gresik PPI di Jalan Jepara, Krembangan, Surabaya. Diketahui, Pasar PPI merupakan salah satu klaster penularan COVID-19 yang cukup besar di Surabaya.
"Kebetulan waktu itu nggak tinggal sama saya, tinggalnya di PPI sama anaknya ibu yang tertua. Mungkin terpaparnya dari PPI itu kan di sana juga zona merah sudah viral juga kabarnya. Mungkin dari situ, padahal ibu nggak pernah kemana-mana di rumah saja," ungkap Siti kepada detikcom di Surabaya, Selasa (2/6/2020).
Siti mengatakan anak tertua nenek Kamtin berjualan ikan di Pasar PPI. Kemungkinan hal itu yang membuat ibundanya tertular. Kini, Siti menyebut beberapa saudaranya juga tengah menjalani isolasi usai tertular. Untuk itu, nenek Kamtin dirawat di kediamannya.
"Tapi anaknya ibu ada yang jualan ikan di PPI, jadi masih belum tahu mungkin tertularnya dari sana. Ada saudara saya di PPI yang dikarantina semua hanya 2 yang tidak di karantina jadi saat ini rumah yang di PPI itu kosong," papar Siti.
"Sekarang saudara saya masih diisolasi, insyaallah hasil swab kedua sudah bagus sudah sehat semua. Insyaallah minggu depan sudah pulang," imbuhnya.
Tak hanya itu, Siti mengatakan ibundanya tidak merasakan gejala klinis seperti flu dan batuk saat awal tertular. Hanya saja, nenek Kamtin mengaku badannya terasa sakit semua.
"Itu kan awalnya sakit, kami kira sakitnya karena tua biasa gitu. Mak kan sadar kesehatan orangnya, kita bawa ke klinik badannya merasa capek-capek semua. Akhirnya kami bawa ke RS akhirnya dirujuk ke PHC untuk tes COVID-19 dari tes darah itu dinyatakan positif COVID-19," jelas Siti.
"Yang dikeluhkan itu badannya capek semua, pegal-pegal. Dan ndak terlalu panas cuma hangat, pileknya ndak seberapa," lanjutnya. (hil/iwd)