Pada Jumat (29/5/2020), seorang penambang belerang tewas setelah terjatuh di Danau Kawah Ijen. Ini terjadi lantaran sebelumnya terjadi ledakan yang mengakibatkan naiknya air kawah. Meski berstatus normal, rekomendasi ini dilakukan untuk langkah antisipasi keadaan darurat yang mungkin muncul di gunung setinggi 2.799 meter diatas permukaan laut (MPSL) itu.
"Rekomendasi ini keluar sejak kemarin. Tidak boleh penambang belerang ada sejauh 1 kilometer dari Kawah," ujar Suparjan, pengamat Gunung Api Ijen kepada wartawan, Senin (1/6/2020).
Dari pantauan petugas pos pengamatan Gunung Api Ijen, sebelum terjadinya ledakan yang mengakibatkan gelombang, tercatat ada getaran yang terjadi di sekitar kawah selama 516 detik, atau 8,6 menit. Getaran tersebut diduga berasal dari letupan atau bualan dari dasar kawah disusul dengan adanya gelombang air kawah.
Munculnya letupan di kawah hingga kini masih di analisis oleh tim pengamat Gunung Api Ijen. Dugaan sementara, letupan di kawah Gunung Ijen ini lebih disebabkan faktor eksternal seperti intensitas hujan di kawasan Gunung Api Ijen yang cukup tinggi.
"Ini penyebabnya masih kita analisa. Bisa dari faktor eksternal, sekarang kan musim hujan cukup tinggi, jadi ada interaksi dengan air hujan yang banyak di permukaan. Sedangkan air danau itu panas. Dengan interaksi tersebut menimbulkan gelembung-gelembung dan terkonsentrasi di satu titik. Kemudian dia mencarari titik terlemah untuk bisa keluar," tambahnya.
Banyaknya air hujan yang berkumpul di atas permukaan air kawah yang suhunya cenderung lebih dingin dari air kawah, juga membuat uap air dari dasar kawah tidak bisa leluasa keluar ke permukaan hingga akhirnya terjadi letupan yang mengakibatkan gelombang mirip tsunami dari danau kawah.
"Di situlah munculnya bualan tersebut. Status sampai saat ini masih aktif norman. Untuk rekomendasi tetap jauhi satu kilo dari kawah," kata, Suparjan.
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang penambang belerang bernama Andika warga Dusun Krajan, Desa Blambangan Muncar ditemukan tewas akibat ditelan gelombang air kawah, Jumat (29/5/2020) lalu. Korban tidak tertolong karena saat berupaya melarikan diri dari kepungan gelombang tinggi yang tiba-tiba muncul dari dasar danau bersama rekannya, dirinya malah terpeleset hingga akhirnya terjebur ke kawah.
Korban sempat dinyatakan hilang lebih dari dari 24 jam, namun setelah dilakukan pencarian oleh tim operasi SAR gabungan dari TNI/ Polri, Basarnas, BPBD, BKSDA dan para penambang belerang, akhirnya korban berhasil ditemukan mengapung ke permukaan kawah sejauh 150 meter dari bibir danau kawah Gunung Ijen dalam kondisi sudah meninggal. (fat/fat)