Sleman -
Bupati Sleman Sri Purnomo menyebut mahasiswa adalah bagian dari keluarga masyarakat Sleman. Untuk itu dia meminta agar jangan sampai ada penolakan terhadap mahasiswa yang datang ke Sleman. Apalagi mahasiswa itu telah menjalani rapid test dengan hasil non-reaktif.
"Maka jangan sampai terjadi penolakan. Dengan syarat mahasiswa itu sudah menjalani rapid test dengan hasil non-reaktif," ujar Sri, Senin (1/6/2020).
Sri menyadari bahwa di Sleman banyak terdapat perguruan tinggi. Dia mengatakan bahwa sudah berkoordinasi dengan perguruan tinggi agar mahasiswa yang datang dapat dapat terjamin bebas dari corona.
"Mahasiswa baru melakukan RDT dengan batas waktu satu minggu sebelum masuk Sleman," katanya.
"Kita beri kemudahan, tapi tidak nggampangke (menyepelekan). Artinya mereka kembali dengan nyaman tapi protap kesehatan juga tetap dilaksanakan," imbuhnya.
Dia meminta kepada pemilik kos agar menyiapkan segala sesuatunya. "Masyarakat khususnya Depok, Ngaglik, Mlati, Gamping, Kalasan, yang mayoritas itu ada kos-kosan mahasiswa harus disiapkan betul," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak video 'Ikatan Dokter Anak Sarankan Sekolah Ditutup Sampai Desember 2020':
Menurut Sri, penanganan
virus Corona harus dilakukan secara profesional dengan menerapkan protokol kesehatan. Kendati sudah ada daerah yang mengajukan new normal baginya bukan berarti sudah bebas dari Corona.
"Kalau orang lain sudah mengatakan new normal, bukan berarti sudah bebas. Di kanan, kiri, depan, belakang ada virus corona, tapi kita bisa melaksanakan aktivitas dengan tetap melaksanakan protap kesehatan di semua sektor," ungkapnya.
Banyak perguruan tinggi (PT) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang berada di Kabupaten Sleman, seperti UGM, UNY, UIN, UPN dan lainnya. Pemkab Sleman pun mengambil langkah antisipasi untuk mencegah penyebaran
virus Corona (COVID-19) saat para mahasiswa asal luar daerah yang mudik kembali ke DIY.
"Mahasiswa lama atau mahasiswa baru yang mendaftarkan itu kita mensyaratkan untuk membawa surat bebas COVID-19," kata Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Joko Hastaryo saat ditemui wartawan di kantor Dinkes Sleman, Rabu (27/5).
Joko menjelaskan, surat bebas Corona ini tidak seketat DKI yang mewajibkan swab. Pihaknya saat ini juga masih terus berkoordinasi dengan perguruan tinggi di Sleman.
"Kalau Sleman cukup melampirkan hasil rapid test non-reaktif dan diserahkan ke PT dan dari universitas nanti menyerahkan ke dinas untuk antisipasi dan tindak lanjutnya," katanya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini