Pengacara keluarga George Floyd, yang kematiannya memicu kerusuhan di seluruh AS, menuding perwira polisi yang menginjak leher pria kulit hitam itu menggunakan lututnya, melakukan "pembunuhan berencana".
Seorang mantan perwira polisi Minneapolis, Derek Chauvin telah ditangkap dan didakwa melakukan pembunuhan tingkat tiga, tetapi pengacara Benjamin Crump mengatakan kepada CBS bahwa itu adalah kasus pembunuhan tingkat pertama.
"Kami pikir dia punya niat ... hampir sembilan menit dia menginjakkan lututnya di leher seorang pria yang mengemis dan memohon agar bisa bernapas," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- George Floyd dan kematian warga kulit hitam lain di Amerika Serikat yang memicu gelombang protes besar
- Virus corona di Amerika Serikat: Jumlah kematian 'membuat saya tercekat', tingginya kasus Covid-19 di antara warga kulit hitam
- Tuntutan keadilan di tengah murka dan protes di Amerika karena kematian seorang anak muda kulit hitam di tangan seorang mantan polisi dan anaknya
Kematian George Floyd di tangan polisi pada hari Senin memicu demonstrasi, penjarahan dan bentrokan dengan polisi di Minneapolis dan kota yang berdekatan St Paul, selama lima hari berturut-turut.
Gubernur Minnesota, Tim Walz, mengatakan bahwa ia mengerahkan seluruh Pengawal Nasional Minnesota untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia Kedua.
Sementara, pengunjuk rasa mengabaikan jam malam di kota-kota besar, termasuk New York dan Los Angeles.
Penjarahan juga dilaporkan di Philadelphia. Rekaman video dari dua stasiun TV Philadelphia pada hari Minggu (31/05) waktu setempat, menunjukkan anak-anak muda menghancurkan beberapa mobil polisi dan menjarah setidaknya satu toko.
Presiden Donald Trump dalam cuitannya di Twitter mengatakan: "Hukum dan ketertiban [ditegakkan] di Philadelphia, SEKARANG! Mereka menjarah toko. Panggil garda nasional kita yang hebat!".
Pendemo berkumpul di depan Gedung Putih sambil meneriakkan yel-yel "Saya tidak bisa bernapas" dan "Berhenti membunuh kami" (EPA)
Apa yang dikatakan pengacara?
Dalam wawancara CBS , pengacara Benjamin Crump mengatakan, "Kami sekarang memiliki rekaman audio dari badan polisi dan kami mendengar di mana seorang petugas mengatakan 'dia tidak ada denyut nadi, mungkin kita harus memiringkannya', tetapi petugas Chauvin mengatakan 'tidak, kita akan menjaganya dalam posisi ini'."
"Juga, fakta bahwa petugas Chauvin menjaga lututnya di leher selama hampir tiga menit setelah dia tidak sadarkan diri."
Pengacara itu juga mengatakan Chauvin dan Floyd sudah saling kenal sebelum Floyd ditahan.
Derek Chauvin, yang berkulit putih, terlihat dalam rekaman video sedang menginjak leher George Floyd, 46 tahun, dengan menggunakan lututnya, hari Senin lalu.
Dia dan tiga aparat polisi Minneapolis lainnya telah dipecat terkait kasus kematian Floyd, yang berkulit hitam.
Derek Chauvin, yang berkulit putih, terlihat dalam rekaman video sedang menginjak leher George Floyd, 46 tahun, dengan menggunakan lututnya, hari Senin lalu. (Getty Images)
Apa yang dikatakan jaksa?
Jaksa di wilayah Hennepin, Mike Freeman mengatakan, Chauvin didakwa melakukan pembunuhan tingkat tiga dan dua.
Dia mengatakan telah "menyiapkan dakwaan" bagi tiga orang anggota polisi lainnya, namun tidak memberikan rinciannya.
Freeman mengatakan "dakwaan kasus ini dilakukan dengan cepat, setelah bukti-buktinya diberikan kepada kami".
"Sejauh ini, inilah yang tercepat yang pernah kami dakwakan kepada anggota polisi," katanya.
Dalam laporan pengaduan, tindakan Chauvin itu dilatari "pikiran jahat, tanpa memperhatikan peri kemanusiaan".
Seorang pendemo melempar pemadam api ke bangunan yang sedang dilalap api di Minneapolis (AFP)
Apa yang terbaru dalam aksi protes?
Kematian Floyd telah memicu kemarahan di Amerika Serikat (AS), yang melahirkan aksi protes di berbagai kota dan belakangan diwarnai penjarahan dan pembakaran di berbagai kota.
Dalam perkembangan terbaru, salah satu kota yang paling parah terkena dampak kerusuhan adalah Los Angeles. Gubernur California Gavin Newsom menyatakan keadaan darurat di kota itu dan mengerahkan Garda Nasional.
Pendemo berdiri di atap mobil polisi yang telah hangus terbakar di Los Angeles (EPA)
Sementara di New York, polisi menangkap sekitar 350 orang dalam semalam dan puluhan polisi menderita luka ringan.
Penasihat keamanan nasional Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menepis anggapan adanya rasisme sistematis di tubuh kepolisian Amerika Serikat, setelah pecah kekerasan meluas yang disulut oleh pembunuhan seorang pria berkulit hitam tak bersenjata.
Dalam wawancara dengan CNN, Robert O'Brien mengatakan ada beberapa polisi yang buruk, tetapi sebagian besar adalah pahlawan.
Pada Sabtu malam, Presiden Trump mengatakan, kematian Floyd telah "membuat orang Amerika ketakutan, marah, dan sedih".
Demonstrasi terus berlangsung di Gedung Putih hingga larut malam (AFP)
Dia juga mengecam tindakan "penjarah dan anarkis", menuduh mereka tidak menghormati kenangan akan Floyd. Apa yang dibutuhkan, katanya, adalah "menyembuhkan bukan kebencian, keadilan bukan kekacauan". "Saya tidak akan membiarkan massa yang marah mendominasi - tidak akan terjadi," tambahnya.
Dalam perkembangan terkait, sekitar seribu orang mengikuti demonstrasi di depan Kedutaan Besar Amerika di London untuk memprotes kematian George Floyd.
Demonstrasi menentang rasisme meluas ke Inggris dan Jerman (Getty Images)
Banyak di antara mereka meneriakkan yel-yel "Nyawa orang kulit hitam adalah penting".
Sementara di Berlin, beberapa ratus orang beraksi di luar Kedutaan Amerika selama dua hari berturut-turut.
Pemain sepak bola Inggris, Jadon Sancho, mengenakan kaus dengan tulisan "Keadilan untuk George Floyd", setelah mencetak gol untuk Borussia Dortmund, melawan Paderborn dalam kompetisi Bundesliga.
Pendemo menyalakan kembang api di dekat barisan polisi dalam demonstrasi di Atlanta (Getty Images)
"Saya tidak bisa bernapas," demikian teriakan para demonstran, mengutip kata-kata terakhir Floyd saat lehernya ditekan lutut anggota polisi.
Dalam aksi itu, pengunjuk rasa juga memprotes kematian seorang pria kulit hitam lainnya, Eric Garner, yang meninggal karena tidak bisa bernapas, setelah dia ditahan polisi di New York atas dugaan menjual rokok ketengan secara ilegal.
Adapun kebijakan jam malam sudah diberlakukan di kawasan Minneapolis-Saint Paul, Minnesota, mulai pukul 20:00 hingga 06:00 sejak Jumat malam dan berakhir pada Minggu pagi.
Pada hari Kamis, di malam ketiga aksi protes atas kematian Floyd, sebuah kantor polisi dibakar.
Dalam hari-hari terakhir, sejumlah bangunan lainnya juga dibakar, dijarah dan dirusak, sehingga pemerintah AS menurunkan pasukan Garda Nasional untuk mengontrol keadaan. (Reuters)
Selama hari-hari terakhir, sejumlah bangunan lainnya juga dibakar, dijarah dan dirusak, sehingga pemerintah AS menurunkan pasukan Garda Nasional untuk mengontrol keadaan.
Ada pula demonstrasi di tempat-tempat lainnya, diantaranya New York, Los Angeles, Chicago, Denver, Houston, Atlanta, Louisville, Phoenix, Columbus dan Memphis.
Reuters
Di Atlanta pada hari Jumat, kendaraan polisi dibakar ketika pengunjuk rasa berkumpul di dekat kantor CNN.
Kemarahan ini juga dilatari kematian dua orang kulit hitam di AS baru-baru ini, yaitu Ahmaud Arbery di Georgia dan Breonna Taylor di Kentucky.
Bagaimana George Floyd meninggal?
Laporan lengkap hasil pemeriksaan kesehatan belum diumumkan, tetapi materi pengaduan menyatakan bahwa pemeriksaan postmortem tidak menemukan bukti adanya "traumatic asphyxia atau cekikan".
Hasil pemeriksaan sementara mencatat bahwa riwayat kondisi jantung George Floyd dan kombinasi dari "minuman keras atau obat-obatan (intoxicant) di tubuhnya" dan tindakan petugas polisi "kemungkinan berkontribusi pada kematiannya".
Laporan itu mengatakan bahwa Derek Chauvin, sang aparat polisi, menekan leher Floyd dengan menggunakan lututnya selama delapan menit dan 46 detik.
Getty Images
Hampir dua menit sebelum dia mengangkat lututnya, petugas polisi lainnya memeriksa denyut nadi tangan kanan Floyd dan tidak dapat merasakan denyutnya.
Pria kulit hitam itu kemudian dilarikan ke rumah sakit Hennepin dengan ambulans dan dinyatakan meninggal sekitar satu jam kemudian.
Buku panduan kepolisian Minnesota menyatakan, di bawah kebijakan penggunaan kekerasan, petugas dilatih teknik untuk menekan leher dengan lutut tanpa harus menghambat aliran napas.
Teknik ini digolongkan sebagai pilihan kekerasan yang tidak mematikan.
Apa yang dikatakan Presiden Trump?
Di Gedung Putih pada hari Jumat, Presiden Donald Trump menyebut insiden kematian Floyd "mengerikan, kejadian mengerikan" dan mengatakan dia telah berbicara dengan keluarga Floyd, yang dia sebut sebagai "orang-orang hebat".
Trump mengatakan dia telah meminta departemen kehakiman untuk mempercepat penyelidikan, yang diumumkan pada Jumat, apakah ada hukum hak-hak sipil dilanggar dalam kasus kematian Floyd.
Presiden juga mengatakan, "para penjarah tidak seharusnya dibiarkan untuk menghilangkan suara-suara dari begitu banyak pemrotes yang memilih jalan damai".
Sebelumnya, dia menggambarkan para perusuh sebagai "penjahat" yang tidak menghormati ingatan sosok Floyd.
Apa reaksi keluarga dan pengacara Floyd?
Keluarga Floyd dan pengacaranya, Benjamin Crump, mengatakan penangkapan Derek Chauvin "layak disambut baik, tapi terlambat".
Keluarga itu mengatakan mereka ingin agar Chauvin didakwa pasal pembunuhan tingkat pertama yang lebih serius. Mereka juga meminta agar diusut para perwira lain yang diduga terlibat.
Diserukan pula agar kota itu mengubah kebijakannya, dengan mengatakan: "Hari ini, keluarga George Floyd harus menjelaskan kepada anak-anaknya mengapa ayah mereka dieksekusi oleh polisi seperti terekam dalam video."
Bagaimana unjuk rasa bermula?
Protes bermula Selasa (26/5) sore saat ratusan orang turun ke perempatan lokasi terjadinya peristiwa. Peristiwanya sendiri terjadi pada Senin (25/5) malam.
Penyelenggara berupaya mempertahankan protes tetap berlangsung damai dan patuh pada penjarakan sosial terkait pandemi.
Para demonstran menyerukan yel-yel: "Saya tak bisa bernapas" dan "Itu bisa menimpa saya".
Salah seorang pemrotes Anita Murray berkata kepada Washington Post: "Sebenarnya saya takut keluar rumah karena kita sedang di tengah-tengah pandemi begini. Tapi tak mungkin saya diam saja?"
Kerumunan ratusan orang itu lalu berjalan bersama ke kantor polisi tempat bertugasnya anggota polisi yang diduga bertanggung-jawab untuk pencekikan Floyd.
Salah satu demonstran Minneapolis (Getty Images)
Polisi menembakkan gas air mata sementara demonstran melempar batu (Reuters)
Apa yang terjadi pada George Floyd?
Petugas kepolisian sedang menanggapi laporan penggunaan uang palsu, dan mereka mendekati Floyd yang sedang berada di kendaraannya.
Menurut polisi, ia diminta untuk menjauh dari kendaraannya dan secara fisik melawan petugas.
Pernyataan polisi menyebutkan: "Petugas berhasil memborgol tersangka dan mencatat ia tampak mengalami tekanan medis.
Video yang diambil dari lokasi peristiwa tidak memperlihatkan bagaimana awal konfrontasi itu.
Video itu memperlihatkan seorang petugas polisi kulit putih menggunakan lututnya untuk menekan leher Floyd ke tanah.
George Floyd mengerang "tolong, saya tak bisa bernapas" dan "jangan bunuh saya" sementara itu orang-orang yang lewat menyerukan kepada para petugas untuk melepaskannya.
George Floyd lalu berhenti bergerak, dan ambulans tiba untuk membawanya ke rumah sakit. Tak lama Floyd meninggal di sana.
Apa tanggapan resmi?
Tidak lama setelah insiden ini melahirkan kemarahan publik, ada sejumlah aparat kepolisian yang terkait insiden dipecat. Ketika itu, wali kota Jacob Frey mengatakan langkah memecat pada petugas itu "sudah tepat.
Katanya: "Berkulit hitam di Amerika bukan alasan untuk dibunuh. Selama lima menit kita menyaksikan petugas polisi kulit putih menekan lututnya ke leher seorang pria kulit hitam. Lima menit. Ketika kita mendengar seseorang minta tolong, kita seharusnya menolong."
Polisi Federal Amerika atau FBI menyelidiki kejadian ini dan akan menyampaikan temuan mereka kepada kejaksaan Minnesota untuk mencari kemungkinan adanya kejahatan federal.
Senator Minnesota Amy Klobuchar menyerukan adanya penyelidikan menyeluruh. Katanya: "Keadilan harus ditegakkan untuk pria ini dan keluarganya, keadilan harus ditegakkan di masyarakat, keadilan harus ditegakkan di negara kita."
Banyak seruan agar para petugas ini dituntut dengan tuntutan melakukan pembunuhan.
Mengapa kasusnya sangat sensitif?
Tuduhan kebrutalan polisi kerap disorot sejak gerakan Black Lives Matter. Ini bermula sesudah dibebaskannya petugas ronda lingkungan George Zimmerman sehabis ia menembak mati seorang remaja Afrika-Amerika Trayvon Martin bulan Februari 2012.
Kematian Michael Brown di Ferguson dan Eric Garner di New York tahun 2014 memicu protes massal.
"Saya tak bisa bernapas" menjadi seruan protes nasional sesudah Garner, seorang pria tak bersenjata, melontarkannya saat ditahan polisi dengan cara dicekik karena dituduh menjual rokok ketengan secara ilegal.
Petugas polisi Kota New York yang terlibat dalam pembunuhan Garner dipecat lima tahun kemudian, tapi tak ada yang dituntut hukuman.
Peristiwa terbaru kebrutalan polisi adalah penembakan terhadap seorang perempuan kulit hitam di rumahnya di Louisville oleh tiga orang polisi kulit putih dari Kentucky. Lalu ada pula penembakan seorang pria oleh petugas polisi di Maryland.
Kepolisian di Georgia juga dituduh mencoba menyembunyikan pembunuhan terhadap seorang pemuda kulit hitam yang gemar berolahraga lari, Ahmaud Arbery, yang ditembak sampai mati oleh anak dari seorang pensiunan polisi.
Paige Fernandez dari organisasi American Civil Liberties Union, berkomentar soal kasus terbaru di Minnesota ini: "Video tragis ini memperlihatkan sedikit sekali perubahan yang terjadi yang mungkin bisa menghalangi polisi mengambil nyawa orang kulit hitam."
Tonton video 'Warga AS Protes Kematian George Floyd hingga ke Gedung Putih':
(nvc/nvc)