Ponpes An-Nur 1 Bululawang, Kabupaten Malang, bersiap menyambut new normal pasca pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Rencananya, pada pertengahan Juni 2020 nanti, proses belajar mengajar diaktifkan kembali.
Pengasuh Ponpes An-Nur 1 Bululawang KH Ahmad Fahrur Rozi mengatakan, proses belajar mengajar di An-Nur 1 akan diaktifkan kembali pada pertengahan Juni 2020 mendatang, setelah vakum setidaknya selama dua bulan karena pandemi COVID-19.
Gus Fahrur begitu akrab disapa mengaku, kembali mendatangkan para santri agar pesantren tidak vakum dengan waktu yang lama. Selain, harapan atau permintaan wali santri agar proses pengajaran agama Islam kembali diaktifkan.
"Awalnya kami banyak menerima permintaan dari wali santri, agar pesantren diaktifkan kembali. Rencananya pada 15 Juni nanti, An-Nur 1 kembali membuka pembelajaran kepada para santri. Langkah telah dikoordinasikan dengan pemerintah, dan nantinya tetap menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah sebaran COVID-19 di lingkungan ponpes.
"Kami sudah konsultasikan dengan pemerintah dan diperbolehkan, asalkan menerapkan protokol kesehatan. An-Nur 1 sudah siap soal itu, dengan sumber daya yang dimiliki. Misalnya, kami punya SMK jurusan perawatan yang bisa membantu penanganan pencegahan COVID-19. Selain ada puskestren, alumni pesantren yang menjadi dokter dan produksi masker oleh siswa di SMK jurusan tata busana," terang Wakil Ketua PWNU Jawa Timur ini.
Pada tahap pertama, Annur 1 akan memanggil kembali 450 sampai 500 santri untuk kembali mengikuti proses pembelajaran. Mereka dipilih santri-santri yang berdomisili di wilayah terdekat. Kuota yang hanya sebanyak itu, kata Gus Fahrul, juga mempertimbangkan agar kondisi pesantren tidak padat atau untuk menerapkan social distancing dan physical distancing.
"Rencananya nanti 450 sampai 500 santri untuk tahap pertama. Mereka yang domisilinya dekat. Karena yang di luar pulau (Jawa) sangat tidak memungkinkan untuk kembali saat ini. Ketika tahap pertama berjalan baik, maka akan dilakukan penambahan," bebernya.
Menurut Gus Fahrur, pesantren sebagai lembaga pendidikan tradisional di Indonesia yang sudah ada sejak ratusan tahun dan keberadaannya telah menjamur di penjuru nusantara. Setidaknya ada 28 ribu pesantren dengan jumlah santri kurang lebih sebanyak 5 juta.
Sementara kegiatan belajar mengajar di pondok pesantren sangat sulit apabila dilakukan terus-menerus secara virtual. Karena kurikulum pondok pesantren itu tidak sama dengan pendidikan formal pada umumnya, dimana diperlukan interaksi dengan kyai untuk bimbingan keteladanan dalam aktivitas ibadah bersama setiap hari.
"Selama 24 jam, santri belajar dan hidup di dalam pesantren dikondisikan dengan berbagai pendidikan keagamaan, pembiasaan ibadah, dan berbagai kegiatan produktif lainnya yang mengarahkan pada pembiasaan dan pembentukan karakter jiwa santri. Dan semua sulit dilaksanakan melalui virtual," tuturnya.
Gus Fahrur mengaku, telah berkoordinasi dengan belasan ponpes di Jawa Timur dan kesemuanya juga akan memulai untuk mengaktifkan kegiatan belajar mengajar dengan mengedepankan protokol kesehatan karena masih dalam masa pandemi COVID-19.
"Barusan saya virtual dengan para pengasuh ponpes di Jawa Timur, dan kesemuanya akan kembali mengaktifkan pesantren. Ada juga yang sudah lebih dahulu aktif," ucap Gus Fahrur.
Dia mengatakan, Ponpes An-Nur 1 Bululawang sudah menunggu kapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dicabut dan telah bersiap diri menjalani pola hidup baru atau new normal.
Beberapa langkah kebijakan telah disusun Ponpes An-Nur 1 Bululawang menghadapi new normal meliputi :
1. Menerapkan protokol kesehatan santri saat perjalanan menuju pesantren dan Pemeriksaan kesehatan fisik saat masuk pesantren berkoordinasi institusi kesehatan setempat.
2. Memperkuat gerakan spiritual santri dengan melakukan doa bersama wirid rotib Al haddad setiap pagi dan sore, wirid rotib Al haddad ini telah diyakini ulama sejak lama di seluruh dunia sebagai doa benteng penangkal semua bencana yang sangat mujarab.
3. Memproduksi sendiri masker untuk mencukupi kebutuhan para santri melalui unit teaching factory SMK unggulan An-Nur jurusan tata busana.
4. Memproduksi hand sanitizer dan sabun cuci tangan untuk kecukupan kebutuhan setiap hari dan menerapkan protokol kesehatan oleh tim SMK unggulan An-Nur jurusan keperawatan.
5. Menyiapkan ramuan jamu herbal untuk meningkatkan imunitas santri berbahan dasar empon-empon tradisional seperti jahe, kunir, temulawak, ketumbar plus madu setiap hari oleh tim SMK unggulan An-Nur jurusan tata boga.