Puncak tradisi syawalan di Klaten tahun ini dipastikan tidak digelar. Tradisi kirab dan berebut gunungan ketupat terpaksa ditiadakan karena pandemi virus Corona atau COVID-19 belum mereda.
"Grebeg Syawal ditiadakan. Termasuk pasar malam dan hiburannya sejak awal sudah tidak diadakan karena masih di tengah pandemi Corona," ungkap Plt Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Pemkab Klaten, Sri Nugroho kepada detikcom, Jumat (29/5/2020).
Menurut Nugroho, puncak syawalan mestinya digelar hari Minggu besok di Bukit Sidoguro, Kompleks Rawa Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat. Acara itu biasanya didatangi oleh ribuan warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski Pemkab Klaten sudah bersiap menerapkan new normal, tapi sektor pariwisata termasuk acara ini masih belum dibahas lebih detail.
"New normal yang dimaksud Pemkab Klaten baru sebatas di lingkungan pemerintahan daerah. Jadi belum untuk sektor pariwisata," imbuh Nugroho.
Dia mengatakan hingga saat ini belum ada instruksi dari pusat atau provinsi untuk membuka objek wisata.
Dalam kesempatan ini, Nugroho memaparkan bahwa syawalan tahun ini sebenarnya menjadi momentum baik untuk lebih mengenalkan objek wisata Bukit Sidoguro. Objek wisata ini dibangun tahun lalu dan mulai ramai dikunjungi masyarakat.
"Sudah ada pendapatan tapi baru sekitar Rp 50 juta. Tahun ini sebenarnya ramai-ramainya," pungkas Nugroho.