Video imbauan seorang petugas puskesmas di Kota Semarang yang meminta agar ibu-ibu tidak hamil dulu saat pandemi virus Corona (COVID-19) viral di media sosial. Dinas Kesehatan Kota Semarang buka suara.
Video itu salah satunya viral di Facebook. Dalam video berdurasi 55 detik tersebut terlihat seorang perempuan di dalam mobil berbicara lewat pengeras suara. Ia meminta warga menunda hamil di masa pandemi Corona ini.
"Bu, kami dari Puskesmas Purwoyoso Dinas Kesehatan Kota Semarang ingin mengimbau untuk ibu-ibu di Kelurahan Purwoyoso khususnya di RW 03, untuk jangan hamil dulu nggih di masa pandemi ini. Ingat, hamil muda itu rawan dan banyak keluhan. Daya tahan tubuh ibu-ibu nanti bisa turun. Ibu-ibu bisa mual, muntah, dan mudah terserang COVID-19. Tunda hamil dulu, kawin boleh, nikah boleh, tapi hamil jangan. Ingat ya ibu-ibu, sekali lagi tunda hamil dulu, kawin boleh, nikah boleh, hamil jangan. Bapak-bapaknya ditahan dulu nggih. Boleh nikah, boleh kawin asal pakai kontrasepsi," kata perempuan itu seperti dikutip detikcom, Rabu (27/5/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Moch Abdul Hakam membenarkan video sosialisasi tersebut. Hakam menjelaskan sosialisasi yang dilakukan petugas Gasurkes KIA tersebut merupakan bagian dari upaya pencegahan penularan virus Corona untuk ibu hamil.
"Terkait konten sosialisasi tunda hamil tersebut meneruskan imbauan dari BKKBN pusat, bahwa BKKBN meminta tunda kehamilan selama pandemic COVID-19. Penundaan kehamilan bertujuan untuk menghindari komplikasi kehamilan dan kelahiran selama pandemi," kata Hakam dalam keterangan tertulisnya, Rabu (27/5/2020).
Hakam mengakui bahasa yang digunakan oleh petugas tersebut apa adanya. Hal itu menjadi bahan koreksi karena maksud dari sosialisasi tersebut adalah memberikan edukasi.
"Kami akui, bahasa sosialisasi petugas kami terlalu apa adanya. Ya hal tersebut menjadi koreksi kami ke depan dalam melakukan sosialisasi. Tapi pada dasarnya tidak ada maksud apapun selain untuk memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat," jelas Hakam.
"Kami mohon maaf mungkin ada yang kurang nyaman dengan viralnya berita tersebut," imbuhnya.
Hakam juga meminta masyarakat tidak perlu khawatir terutama bagi ibu yang saat ini sedang mengandung. Meski belum ada penjelasan terkait janin tertular Corona dari ibunya, ia tetap meminta masyarakat selalu melakukan pencegahan dengan pola hidup sehat.
"Masyarakat tidak perlu cemas, terutama untuk ibu yang sedang mengandung. Sampai saat ini belum ada bukti janin yang ada di dalam kandungan bisa tertular dari ibu yang positif COVID-19. Namun upaya pencegahan tetap dilakukan. Terus lakukan upaya pencegahan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Gunakan masker saat terpaksa keluar rumah dan tetap jaga jarak aman," ujarnya.