.webp)
Dua desa yang dibentuk menjadi kampung tangguh yaitu Desa Kepatihan dan Sengon di Kecamatan Jombang. Sejauh ini telah ditemukan beberapa kasus positif COVID-19 di dua desa tersebut sehingga menjadi zona merah.
Kapolres Jombang AKBP Boby Pa'ludin Tambunan mengatakan, kampung tangguh dibentuk dengan memberdayakan masyarakat di setiap desa. Menurut boby, warga yang bersedia menjadi relawan, diberi pelatihan khusus oleh tim dari Dinas Kesehatan dan BPBD dan Polres Jombang.
"Pelatihan yang kami berikan meliputi protokol keamanan, protokol kesehatan penanganan COVID-19, protokol pendataan, protokol pemulasaran jenazah dan lainnya," kata Boby kepada detikcom, Rabu (27/5/2020).
Para relawan di setiap kampung tangguh, lanjut Boby, bekerjasama dengan 3 pilar dalam menjalankan tugasnya Yaitu Kepolisian, TNI dan Kepala Desa sekaligus Pemkab Jombang.
Masing-masing kampung tangguh dilengkapi dengan posko sebagai pusat informasi, sistem pangamanan kampung yang efektif dan sarpas pendukung memadai, SDM untuk mengevakuasi pasien COVID-19, SDM pemulasaraan jenazah korban COVID-19, tempat pemakaman jenazah COVID-19, lumbung pangan, serta petugas yang melayani konseling psikologi.
"Fungsi kampung tangguh ini adalah untuk memecahkan problem kamtibmas, termasuk COVID-19 yang sedang melanda berbasis kerjasama antara masyarakat dengan tiga pilar desa. Sehingga menjadi kampung yang aman dan nyaman untuk masyarakat yang tinggal," terangnya.
Kepatihan dan Sengon menjadi pilot project kampung tangguh di Kabupaten Jombang. Dalam waktu dekat, tambah Boby, 3 desa lainnya yang menjadi zona merah akan dibentuk menjadi kampung tangguh. Yaitu Desa Pandanwangi di Kecamatan Diwek, Desa Plosokerep di Kecamatan Sumobito dan Desa Losari di Kecamatan Ploso.
"Pembentukan kampung tangguh ini juga akan kami laksanakan di seluruh wilayah Jombang. Namun yang menjadi pilot project-nya desa-desa yang menjadi zona-zona merah," tandasnya.
(fat/fat)
