#14TahunGempaJogja, Warga Klaten Doa Bersama di Monumen Lindu Gede

#14TahunGempaJogja, Warga Klaten Doa Bersama di Monumen Lindu Gede

Achmad Syauqi - detikNews
Rabu, 27 Mei 2020 13:46 WIB
Warga Klaten doa bersama di Monumen Lindu Gede
Foto: Warga Klaten doa bersama di Monumen Lindu Gede. (Achmad Syauqi/detikcom)
Klaten -

Warga Klaten menggelar doa bersama untuk mengenang 14 tahun gempa Yogyakarta di Monumen Lindu Gede, Desa Sengon, Prambanan, Klaten. Warga dan relawan yang hadir mengaku masih trauma saat mengenang gempa besar yang menewaskan banyak orang itu.

Pantauan detikcom di lokasi, Rabu (27/5), acara refleksi dan doa mengenang tragedi gempa bumi 2006 diikuti sekitar 50 orang. Ada perwakilan warga, relawan, ormas, TNI, Polri, pemerintah desa, guru dan lainnya.

Acara di halaman monumen Lindu Gede itu hanya berlangsung 20 menit dan langsung dilanjutkan dengan doa. Kegiatan dilanjutkan bersih kompleks monumen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau ada gempa, warga masih trauma dan masih merasa takut. Meskipun ada gempa kecil tidak sebesar 2006 tapi masih pada lari," kata tokoh masyarakat Desa Sengon Kecamatan Prambanan, Sukardi, usai upacara dan doa refleksi, Rabu (27/5/2020).

Sukardi mengenang saat gempa 14 tahun silam itu terjadi, dia sedang bersiap mengajar di SMK. Guncangan hebat dari gempa itu menyebabkan banyak rumah roboh.

ADVERTISEMENT

"Banyak rumah roboh dan tetangga saya tiga orang meninggal. Sampai sekarang kalau ada gempa warga masih lari dan berteriak," ceritanya.

Hal senada juga disampaikan relawan Kokam Desa Kemudo, Prambanan, Klaten, Wiyono. Kala gempa itu terjadi dia hendak menyelamatkan anaknya namun justru tertimpa lemari. Beruntung dia berhasil selamat.

"Saya dan anak saya tertimpa lemari tidak bisa lari. Tetangga rumah dua meninggal sehingga sampai saat ini saya masih lari jika ada gempa," ujar Wiyono.

Rasa takut juga masih dialami tokoh masyarakat Desa Kebondalem Kidul, Prambanan, Sapto. Dia mengenang saat gempa itu terjadi dirinya terkunci di rumah, saat guncangan selesai dia justru kaget saat melihat sekeliling rumahnya.

"Rumah tangga rata semua. Bukit di selatan yang tidak tampak jadi kelihatan semua," terang Sapto.

Sapto menceritakan dua tetangganya tewas akibat gempa Yogya itu. Saat proses evakuasi mayat malah ada isu tsunami sehingga jasad tetangganya itu ditinggal di pos ronda.

"Semua warga mengungsi ada isu tsunami. Padahal hanya air sumur yang muncrat karena guncang gempa," tutur Sapto.

Terpisah, Panitia refleksi Arif Fuad Hidayat mengatakan refleksi dan doa tahun ini digelar sederhana. Tidak banyak melibatkan peserta sebab di tengah pandemi virus Corona atau COVID-19.

"Kita laksanakan sederhana dan semua perwakilan ada. Intinya masyarakat harus siap sebab bencana bisa datang kapan saja," kata Arif.

Halaman 2 dari 2
(ams/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads