Cuitannya Dilabeli Klaim Palsu, Trump Tuduh Twitter Campuri Pilpres AS

Cuitannya Dilabeli Klaim Palsu, Trump Tuduh Twitter Campuri Pilpres AS

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 27 Mei 2020 08:58 WIB
President Donald Trump speaks in an address to the nation from the Oval Office at the White House about the coronavirus Wednesday, March, 11, 2020, in Washington. (Doug Mills/The New York Times via AP, Pool)
Donald Trump (Doug Mills/The New York Times via AP, Pool)
Washington DC -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump geram dengan Twitter setelah dua cuitannya soal surat suara via pos dilabeli 'tidak berdasar' dan dituduh sebagai klaim palsu. Trump menuduh Twitter telah mencampuri pemilihan umum (pemilu) AS.

"@Twitter sekarang mencampuri Pemilihan Presiden 2020," sebut Trump dalam cuitan terbaru mengomentari langkah Twitter melabeli dua cuitannya sebagai 'tidak berdasar', seperti dilansir AFP, Rabu (27/5/2020).

"Twitter sungguh-sungguh menekan KEBEBASAN BERBICARA, dan saya, sebagai Presiden, tidak akan membiarkan itu terjadi," tegas Trump.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Twitter memberikan tautan 'Get the facts about mail-in ballots' di bagian bawah dua cuitan Trump yang membahas soal surat suara via pos atau mail-in ballots berpotensi memicu pemilu curang. Tautan itu berisi pemberitahuan bahwa cuitan yang dimaksud 'tidak berdasar' dan merupakan 'klaim palsu'.

"Trump secara keliru mengklaim bahwa surat suara via pos akan mengarah pada 'Pemilu Curang'," demikian bunyi salah satu poin pemberitahuan Twitter.

ADVERTISEMENT

"Namun, pemeriksa fakta (fact-checkers) menyatakan tidak ada bukti bahwa surat suara via pos terkait dengan penipuan pemilih," sebut poin lainnya.

Twitter belum menanggapi tuduhan terbaru dari Trump itu. Namun dalam pernyataan terpisah, seperti dilansir CNN, juru bicara Twitter, Katie Rosborough, menyebut bahwa cuitan Trump soal surat suara via pos itu tidak melanggar aturan perusahaan karena tidak secara eksplisit mendorong orang-orang untuk tidak memilih. Disebutkan pihak Twitter bahwa label yang diberikan menawarkan konteks seputar klaim Trump.

"Cuitan ini berpotensi mengandung informasi menyesatkan soal proses pemungutan suara dan telah dilabeli untuk memberikan konteks tambahan seputar surat suara via pos. Keputusan ini sesuai dengan pendekatan yang kami sampaikan awal bulan ini," ujar Rosborough kepada CNN Business.

Rosborough mengonfirmasi bahwa pemberian label ini menjadi contoh pertama di mana Twitter melabeli cuitan Trump yang dianggap berpotensi menyesatkan.

Tonton juga video Ngeyel Lagi! Trump Kini Kunjungi Pabrik Ford Tanpa Masker:

(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads