Positivity Rate Corona di DKI di Atas Rata-rata Nasional, Apa Sebab?

Positivity Rate Corona di DKI di Atas Rata-rata Nasional, Apa Sebab?

Danu Damarjati - detikNews
Selasa, 26 Mei 2020 13:30 WIB
Suasana di Pasar Jatinegara tampak ramai oleh warga. Meski PSBB masih diterapkan, warga ramai-ramai datang ke pasar untuk berbelanja kebutuhan jelang Lebaran.
Ilustrasi Pasar Jatinegara Jakarta saat momen Lebaran. (Rifkianto Nugroho/detikcom)
Jakarta -

Positivity rate (tingkat kepositifan) tes virus Corona di Jakarta lebih tinggi dibanding rata-rata positivity rate nasional. Apa sebabnya?

Positivity rate adalah rasio antara jumlah orang yang mendapat hasil positif lewat tes Corona dengan total jumlah tes. Dilansir Johns Hopkins University & Medicine Coronavirus Resource Center, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan kepada pemerintahan-pemerintahan negara agar positivity rate berada pada angka 5% atau lebih rendah selama 14 hari sebelum suatu negara membuka kembali wilayahnya.

Di Indonesia secara nasional, data Kementerian Kesehatan pada 24 dan 25 Mei 2020 menyebutkan positivity rate (jumlah hasil positif/jumlah kasus yang diperiksa spesimen) rata-rata Indonesia sebesar 12%. Artinya, dari 100 orang (angka sekadar contoh) yang diperiksa maka 12 orang di antaranya terbukti positif COVID-19.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khusus di Jakarta, sebagaimana tercantum di situs corona.jakarta.go.id, positivity rate pada 24 Mei 2020 tercatat sebesar 19,4%. Positivity rate untuk kasus baru harian dan untuk spesimen harian sama saja.

Bila dibandingkan, positivity rate Indonesia 12% dan positivity rate Jakarta 19,4%, maka angka dari Jakarta berada di atas rata-rata angka nasional.

ADVERTISEMENT

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI, Dwi Oktavia, belum memberikan jawaban perihal angka positivity rate yang tinggi di Jakarta itu.

Di Jakarta, pergerakan positivity rate dari hari ke hari teramati di situs corona.jakarta.go.id. Pernah pada 13 Maret lalu, positivity rate spesimen harian Jakarta 100%, dari 10 spesimen yang dites, 10 spesimen tersebut semuanya menunjukkan hasil positif COVID-19.

Positivity rate pada 24 Mei kemarin sebesar 19,4% adalah yang tertinggi sejak 27 Maret silam, yakni 23,6% untuk spesimen harian dan 18,6% untuk kasus baru harian. Sejak 27 Maret, baru hari Minggu (24/5) kemarin positivity rate bisa mencapai 19,4%.

Berikut ini perbandingan positivity rate antara Jakarta dan Indonesia:

Simak juga video Anies Berharap 4 Juni Jadi Masa Transisi Normal Baru:

DKI Jakarta: 24 Mei 2020

- Per kasus baru (per orang)
Jumlah orang yang dites: 345
Positif harian: 67
Negatif harian: 278
Positivity rate kasus baru: 19,4%

Positivity rate di Jakarta. (Tangkapan layar corona.jakarta.go.id 26 Mei 2020)Positivity rate di Jakarta (Tangkapan layar corona.jakarta.go.id 26 Mei 2020)

- Per spesimen baru (setiap orang bisa lebih dari satu spesimen)
Total spesimen yang dites: 402
Positif: 78
Negatif: 324
Positivity rate spesimen baru: 19,4%

Indonesia: 24 Mei 2020

- Per kasus baru (per orang)
Jumlah orang yang dites: 3.828
Positif harian: 526
Negatif harian: 3.303
Positivity rate: 13,74%

- Per kasus secara kumulatif
Jumlah orang yang diperiksa: 179.864
Positif: 22.271
Negatif: 157.593
Positivity rate: 12,38%

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads