Antara Takut Corona dan Kebutuhan, Pasar-pasar Padat Jelang Lebaran

Round-Up

Antara Takut Corona dan Kebutuhan, Pasar-pasar Padat Jelang Lebaran

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 23 Mei 2020 23:06 WIB
Kondisi Pasar Palmerah Jakarta jelang Lebaran
Suasana Pasar Palmerah H-1 Idul Fitri 2020. (Foto: Bil Wahid/detikcom)
Jakarta -

Sejumlah pasar di DKI Jakarta dipadati oleh warga hari ini. Antara memenuhi kebutuhan pokok, hingga takut tertular virus Corona (COVID-19) menyelimuti para warga yang berbelanja dan juga pedagang.

Di Pasar Palmerah misalnya yang dipantau detikcom, Sabtu (23/5/2020) pagi tadi. Warga Jakarta memadati gedung utama pasar tersebut. Area parkir pun penuh kendaraan.

Sejumlah kebutuhan menjadi sasaran warga. Ada yang 'menyerbu' penjual ketupat, ada juga yang berbelanja kebutuhan pokok.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan, protokol kesehatan pencegahan penyebaran virus Corona (COVID-19) nampak terabaikan. Di mana ada warga yang tak memakai masker, serta tidak adanya aturan jarak.

Salah seorang warga yang berbelanja di sana, Sulis membutuhkan bahan-bahan untuk hari raya Idul Fitri esok hari. Namun, Sulis tidak menampik bahwa ia juga takut tertular Corona.

ADVERTISEMENT

"Ya khawatir juga (tertular Corona). Tapi kan perlu buat Lebaran besok, makanya saya tetap pakai masker," ujar Sulis.

Dia mengaku tetap memperhatikan protokol kesehatan meski berada di pasar. Dia juga menghindari belanja di kios yang sedang ramai didatangi pembeli lain.

"Kalau misalkan tokonya lagi ramai banget ya saya cari toko lain. Kemarin-kemarin nggak ke pasar, takut juga kan kalau tertular. Nanti pulang dari sini saya bersih-bersih lagi di rumah, cuci tangan, ganti baju," terangnya.

Kepadatan juga terjadi di Pasar Kebayoran Lama. Mirisnya, warga sampai rela berdesak-desakan di sana.

detikcom juga secara khusus memantau situasi dan kondisi di sana. Kios sembako dan pakaian menjadi sasaran belanja pengunjung.

Hingga pukul 11.35 WIB, pengunjung masih silih berganti datang di Pasar Kebayoran Lama. Area parkir di pasar itu juga tampak semakin penuh.

Suasana pasar Kebayoran LamaSuasana Pasar Kebayoran Lama. (Ahmad Bil Wahid-detikcom)

Sejumlah pengunjung juga tampak membawa anak-anak saat belanja di pasar. Mereka juga memakai masker pada anak-anak saat berbelanja.

Senada dengan Sulis, salah satu warga yang berbelanja di Pasar Kebayoran Lama, Sandra juga khawatir tertular Corona. Namun demikian, kebutuhan akan bahan pokok menjadi faktor utama yang menggerakkan Sandra.

"Karena nyari kebutuhan yang udah nggak ada aja. Iya, takut (terpapar COVID-19)," kata Sandra saat ditemui di Pasar Kebayoran Lama.

Sandra datang ke pasar bersama anak-anaknya yang berusia belasan tahun menggunakan masker dan membawa hand sanitizer. Selain mencari kebutuhan pokok, dia mengaku hanya membelikan sandal untuk anak-anaknya sebagai hadiah Lebaran.

Dia mengaku baru kembali ke pasar belakangan ini selama penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta. Sebelumnya, dia mengaku tidak berani ke pasar dan memilih diam di rumah.

"Kemarin-kemarin nggak berani ke pasar, katanya tutup," ujarnya.

Pedagang pasar di sana juga mengaku takut terpapar COVID-19. Meski begitu, mereka terpaksa berjualan dengan alasan butuh penghasilan.

"Ya penghasilan kita cuma dari sini. Kalau nggak dagang nggak punya penghasilan," kata salah seorang pedagang, Yasman.

Kepadatan pun terjadi di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, tepatnya di Blok D. Warga terlihat silih berganti memasuki pasar tersebut.

Beberapa warga yang berbelanja di Pasar Minggu tampak tidak mengenakan masker dan tidak menerapkan physical distancing. Salah seorang warga, Yanti, menuturkan ia sengaja pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan Lebaran.

"Iya (ke Pasar Minggu karena Lebaran). Ini beli buat kue-kue," kata Yanti (45) ketika ditemui detikcom.

Foto: Suasana Pasar Minggu H-1 Lebaran/Luqman Arunanta - detikcom

Bagi pedangang di Pasar Minggu, Hendra penerapan PSBB membuat pendapatannya menurun. Menurut Hendra, pendapatannya menurun hingga 50 persen.

"Jadi, jualan juga menurun, ya, ada PSBB. Biasanya ini menurun nggak seperti tahun kemarin. Kalau tahun kemarin kan saya alhamdulillah sampai pukul 10.00 habis, ya, ramai," ungkap Hendra di lokasi.

"Ini kayaknya 50 persen nggak sampai deh kalau dibandingkan tahun kemarin. (Tahun lalu) ya paling dapatlah Rp 2 juta. Ini saya baru dapat uang sejuta lebih," imbuhnya.

Hendra mengaku takut berjualan di tengah situasi pandemi. Namun, keadaan sulit membuatnya harus memutar roda ekonomi.

"Sebetulnya kita takut. Kita menaati aturan pemerintah cuma kita keadaan bagaimana ya kecuali ada jaminan, ini kan nggak ada. Sehari-harinya membutuhkan dana gitu. Ya segala keperluanlah mau Lebaran gitu," jelasnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads