Wakil Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Tulungagung Galih Nusantoro, mengatakan pihaknya menggelar rapid test massal terhadap pengunjung Pasar Ngemplak serta puluhan warga yang yang nongkrong di kawasan jembatan Ngujang 2.
Dengan menggunakan alat pelindung diri (APD), para petugas memeriksa satu per satu pengunjung pasar maupun warga yang nongkrong. Mereka diambil sampel darahnya dan lakukan pengujian rapid test.
"Di Pasar Ngemplak ada 28 orang yang kami periksa, sedangkan di kawasan jembatan Ngujang 2 ada 30 warga yang kami periksa," kata Galih Nusantoro, Kamis (21/5/2020).
Dari 58 sampel yang diambil, seluruhnya hasilnya non reaktif. Hal ini berbeda dengan rapid test massal yang dilakukan pada Rabu (20/5) kemarin di sejumlah supermarket di Tulungagung, yang mana ditemukan empat orang reaktif rapid test.
"Kami patut bersyukur, karena dari 348 orang yang dites secara acak, hanya ditemukan empat yang reaktif, itupun satu orang dari Kabupaten Trenggalek," ujarnya.
Dengan kondisi itu pihaknya mengklaim angka penyebaran virus Corona di Tulungagung masih sangat rendah. Rencananya gugus tugas akan kembali melakukan pemeriksaan mendadak di sejumlah pusat keramaian.
"Rapid test secara random ini akan terus kami lakukan, sampai dengan jumlah tertentu. Jadi ada rumusnya, dengan jumlah populasi penduduk lebih dari 1 juta, berapa sampling yang harus kami periksa," imbuhnya.
Galih menjelaskan, dengan kegiatan rapid test massal dinilai cukup efektif untuk mengurangi jumlah warga yang keluyuran di sejumlah pusat perbelanjaan maupun keramaian.
"Hari ini tadi kami sempat mengecek di beberapa supermarket, tampaknya sudah agak sepi dibanding beberapa hari sebelumnya," kata Galih.
Pihaknya berharap pada musim pandemi virus Corona ini masyarakat tertib menjalankan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) di manapun berada. Di sisi lain, para pelaku usaha juga diimbau menerapkan protokol kesehatan secara ketat, sehingga dapat meminimalisir penularan virus Corona.
"Pemilik usaha, supermarket misalanya, mereka harus tahu berapa kapasitas maksimal pengunjung, sehingga apabila sudah ada sekian pengunjung yang masuk, maka pengunjung lain harus disetop sampai dengan yang di dalam keluar. Jadi harus giliran," imbuhnya.
Galih Nusantoro menjelaskan saat ini sejumlah warga yang reaktif rapid test dibawa ke Rusunawa IAIN Tulungagung guna menjalani masa karantina dan pemeriksaan lebih lanjut. (fat/fat)