Rapid test dilakukan di posko terpadu di Perbatasan Cianjur-Bogor, mengingat pemudik dan warga dari zona merah lebih banyak masuk dari jalur puncak.
Setiap pengendara baik yang kendaraannya berplat luar ataupun yang berplat nomor Cianjur diperiksa oleh petugas. Mereka ditanya asal dan tujuan masuk ke Cianjur.
"Jika pemudik kami rapid test, kalau yang tidak punya alasan jelas apalagi warga luar kota yang sekadar jalan-jalan, langsung kami putar balikan," kata Plt Bupati Cianjur Herman Suherman saat ditemui di posko perbatasan Cianjur-Bogor, Kamis (21/5/2020).
Tidak hanya pemudik, mereka yang suhunya di atas normal yakni sekitar 37 derajat langsung diarahkan menjalani rapid test oleh tim Dinas Kesehatan kabupaten Cianjur.
Berdasarkan rapid test tersebut, tidak ada satupun sample yang menunjukkan reaktif atau semuanya negatif.
"Tadi ada banyak yang diperiksa, lebih dari 10 orang. Itu ada yang pemudik dan memang yang suhunya tinggi. Tapi semuanya negatif," ucapnya.
Meski begitu, lanjut Herman, mereka yang sudah dirapid akan dicatat identitasnya untuk dikomunikasikan pemerintahan setempat untuk dipantau. "tetap nanti setelah di rumah harus menjalani isolasi mandiri selama 14 hari, dan jika bergejala harus segera menjalani penanganan medis," kata Herman.
Menurut dia, penyekatan disertai rapid test untuk pemudik dan pengendara bersuhu tubuh tinggi atau sakit akan dilakukan terus selama pelaksanaan PSBB dan menjelang Idul Fitri.
"Terus akan dilakukan, tidak hanya di puncak tapi di pos perbatasan lain," kata dia.
(mso/mso)