Turki mengerahkan para detektif kesehatan masyarakat untuk melacak penyebaran virus Corona (COVID-19). Strategi ini terbilang cukup berhasil dalam mengendalikan wabah.
Seperti dilansir The Associated Press (AP), Rabu (20/5/2020) para detektif ini bekerja melacak virus Corona di negara berpenduduk 83 juta orang, lewat pintu ke pintu. Mereka hampir bekerja nonstop untuk melacak pasien COVID-19.
Para pejabat pemerintah Turki dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) setempat mengatakan taktik itu telah membuahkan hasil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Kesehatan Fahrettin Koca mengatakan cara ini membuat pandemi "terkendali". Kementerian kesehatan telah mencatat 151.615 kasus Corona-yang menempatkan Turki dalam 10 besar global untuk kasus Corona tertinggi berdasarkan penghitungan oleh Universitas Johns Hopkins. Sedangkan yang meninggal mencapai 4.199 kematian.
"Kami membawa penyebaran penyakit di bawah kendali dengan memantau sumbernya," kata Koca.
Tugas pelacak adalah untuk mencari tahu dengan siapa orang yang terinfeksi telah melakukan kontak dekat dan tanpa perlindungan selama lebih dari 15 menit. Setelah diidentifikasi, orang-orang ini diinstruksikan untuk melakukan karantina mandiri dan dilacak dengan aplikasi ponsel. Jika nantinya mereka mengalami gejala Corona, mereka harus ikut tes.
Koca menuturkan, setidaknya 6.239 detektif pelacak Corona telah menjangkau 722.000 orang yang telah melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi Corona sejak 10 Maret. Sekitar 1.200 dari mereka bekerja di Istanbul, sebuah kota berpenduduk 15,5 juta orang yang terletak di persimpangan Eropa dan Asia.
Semua pelacak adalah anggota komunitas medis negara itu, termasuk dokter, perawat dan dokter gigi, dan banyak yang telah menerima pelatihan tambahan tentang pengumpulan sampel yang tepat.
Misalnya, ketika warga Istanbul, Betul Sahbaz, 47, mulai menunjukkan gejala setelah rekan satu flatnya dinyatakan positif COVID-19, ia menelepon saluran perawatan kesehatan.
"Saya takut, dan panik," katanya.
Kemudian dua detektif pelacak, dengan pakaian pelindung warga putih, masker dan pelindung wajah, datang ke rumahnya. Mereka mengambil usap hidung (swab) dan mengirimkannya ke laboratorium untuk pengujian, yang membutuhkan waktu 24 hingga 48 jam.
"Kami mengambil sampel dari pasien dalam kenyamanan rumah mereka sendiri dan... mencegah mereka pergi keluar dan menyebarkan infeksi," kata Dr Melek Nur Aslan, direktur kesehatan lokal untuk kotamadya Fatih di Istanbul, yang jadi pusat pandemi.
Kepala sementara kantor WHO Turki, Irshad Ali Shaikh, mengatakan menurunnya kurva dalam kasus-kasus Corona yang dikonfirmasi "menunjukkan intervensi apa pun (yang dibuat) tampaknya telah berhasil."
Shaikh mengatakan tujuan global adalah untuk menguji rata-rata lima kontak dekat dari kasus yang dikonfirmasi. Pemerintah mengatakan pada bulan April bahwa pelacaknya mencapai rata-rata 4,5 kontak dari orang yang terinfeksi.