Pemerintah meminta masyarakat menyesuaikan diri dengan penyakit COVID-19. Ada kemungkinan bangsa ini tidak bisa lepas dari pandemi COVID-19.
Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Doni Monardo, mulanya menyampaikan adanya laporan dari Executive Director WHO tentang 'Coronavirus may never go away' atau 'Virus Corona Mungkin Tak Akan Hilang' pada 12 Mei lalu. Karena itu Gugus Tugas menyiapkan beberapa strategi menghadapi laporan ini.
"Ibaratnya dalam suatu kegiatan di pantai kita mengarungi gelombang untuk berselancar dan ada 2 peselancar yang telah diberikan penjelasan, salah satu berlatih dengan sungguh-sungguh, yang satu lagi kurang," kata Doni Monardo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Doni menyebut peselancar yang telah berlatih sungguh-sungguh itu selamat hingga tepi pantai karena bisa menyesuaikan diri, yang satunya tidak. Doni mengajak bangsa ini belajar lebih giat memahami bagaimana virus ini.
Doni meminta masyarakat sadar. Dia memberi saran agar ada masyarakat yang menjadi patriot jika melihat kerumunan massa di mana saja.
"Ini tidak terlepas dari upaya kolektif kita sebagai bangsa untuk betul-betul memahami kita tidak bisa keluar dari situasi pandemi, kita harus mampu menyesuaikan diri," kata Doni.
Doni Monardo lalu menjelaskan lebih jauh soal perkataan Jokowi 'Berdamai dengan COVID-19'. Ini diartikan Doni Monardo sebagai adaptasi hidup di tengan COVID-19.
"Bapak Presiden mengatakan berdamai dengan COVID. Artinya apa, artinya dengan menggunakan protokol yang ketat, protokol kesehatan yang ketat, kita mampu melaluinya, beradaptasi. COVID-nya ada, tidak bisa hilang, tetapi kita tetap bisa sehat. Kita tetap bisa melakukan aktivitas tanpa kita khawatir tertular dan terpapar," sebut Doni Monardo.
(gbr/fjp)