Selain Stasiun Balapan dan Terminal Tirtonadi, monumen Didi Kempot juga diusulkan di Lokananta. Almarhum Didi Kempot dinilai meninggalkan sejarah luar biasa di studio musik milik pemerintah itu.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo. Menurutnya, Didi Kempot mulai terkenal karena album Stasiun Balapan yang direkam di Lokananta.
"Sebelum meninggal pun beliau meninggalkan legacy di Lokananta. Bisa mengumpulkan donasi Rp 5 miliar lebih dalam waktu sekejap," kata Rudy di Loji Gandrung, Sabtu (16/5/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasan lain, Lokananta adalah aset yang wajib dirawat. Dengan keberadaan monumen Didi Kempot, diharapkan akan semakin banyak musisi yang melakukan rekaman di Lokananta.
"Pengunjung nanti juga pasti lebih banyak. Teman-teman Suriname kalau datang ke Solo bisa diajak lihat ke Lokananta," ujarnya.
Namun Rudy meminta masyarakat untuk bersabar terkait pembuatan monumen tersebut. Sebab jika dibuat di aset yang bukan milik Pemkot Solo, maka harus melalui proses-proses yang panjang.
"Kalau di Stasiun Balapan harus dengan PT KAI, Terminal Tirtonadi juga milik Kemenhub. Lokananta juga bukan punya pemkot, maka harus minta izin dulu," kata Rudy.
Kangen Didi Kempot, Anak Sulungnya Pakai Baju Mendiang:
Sementara terkait penentuan lokasi, Rudy akan meminta pendapat sejarawan dan seniman. Dia juga meminta waktu untuk fokus terlebih dahulu menangani COVID-19.
"Dan saya minta waktu untuk mengurus COVID-19 terlebih dahulu, baru bisa mengurus yang lain," kata Rudy.
Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengusulkan pemberian penghargaan kepada musisi campursari Didi Kempot. Salah satu wacananya ialah pembuatan monumen Didi Kempot di Stasiun Balapan.
Rudy mengaku telah memikirkan pemberian penghargaan itu. Dia berencana mengajukan surat kepada Menteri Sosial.
"Kalau monumen lokal gampang, di Stasiun Balapan bisa. Tapi anugerah ini kan tidak lokal, mesti harus nasional. Nanti kita kirim ke Mensos," kata Rudy di Balai Kota Solo, Sabtu (9/5).