.webp)
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Mojokerto Ardi Sepdianto mengatakan, pasien semula dirawat inap di Puskesmas Dawarblandong sejak Kamis (7/5). Saat itu pasien menderita batuk, pilek dan demam.
Empat hari setelahnya, Senin (11/5), perempuan 36 tahun itu menderita sesak nafas. Sehingga hari itu juga pasien dirujuk ke RSUD Prof Dr Soekandar di Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto.
"Karena pasien mengalami sesak nafas, maka dinyatakan PDP," kata Ardi dalam rilis yang diterima detikcom, Kamis (14/5/2020).
Ketua Tim Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Mojokerto dr Langit Kresna Janitra menjelaskan, ibu muda tersebut telah menjalani rapid test, Senin (11/5). Hasilnya ternyata nonreaktif atau negatif.
"Karena ada sesak nafas dan dinyatakan PDP, maka pasien dilakukan tes swab pada hari itu juga," terangnya.
Namun, pasien meninggal dunia saat diisolasi di RSUD Prof Dr Soekandar pagi tadi sekitar pukul 07.15 WIB. Jenazahnya telah dimakamkan dengan protokol COVID-19.
"Hasil pemeriksaan di RSUD Soekandar, pasien mengidap TBC. Apakah dia terinfeksi Corona atau tidak, kami masih menunggu hasil tes swab," tandasnya.
Dengan begitu, PDP yang meninggal dunia di Kabupaten Mojokerto berjumlah 11 orang. 10 pasien yang meninggal sebelumnya yakni pria 32 tahun asal Kecamatan Puri meninggal Minggu (22/3). Disusul pria 36 tahun asal Jetis pada Jumat (27/3), pria 53 tahun asal Sooko Rabu (1/4), pria 27 tahun asal Pacet Jumat (3/4) dan pria 53 tahun asal Kecamatan Mojoanyar meninggal Jumat (10/4).
Selanjutnya pria 76 tahun asal Gedeg meninggal Selasa (14/4), pria 51 tahun asal Dawarblandong Sabtu (18/4), pria 61 tahun asal Pungging Sabtu (18/4), pria 74 tahun asal Gedeg Minggu (26/4), serta perempuan 63 tahun asal Trowulan meninggal Selasa (12/5). []
(fat/fat)
