Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi kembali mengungkapkan jumlah warga negara Indonesia (WNI) yang kembali ke Tanah Air. Dia mengatakan lebih dari 95.000 WNI yang telah kembali berasal dari Malaysia dan ABK kapal pesiar.
"Total sejak kemarin lebih dari 95.000 warga negara Indonesia (WNI) atau tepatnya 95.102 telah kembali pulang. Mayoritas dari mereka adalah WNI dari Malaysia dan anak buah kapal (ABK) di kapal pesiar," kata Retno dalam konferensi pers yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (14/5/2020).
Retno menjelaskan sebanyak 74.817 WNI telah tiba di Tanah Air sejak 19 Maret hingga 13 Mei kemarin. Mereka, kata Retno, pulang ke Indonesia melalui jalur darat, laut, dan udara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam rentang waktu 19 Maret hingga 13 Mei 2020, 74.817 WNI telah kembali dari Malaysia. (Sebanyak) 21 persen kembali melalui transportasi darat, 64 persen melalui transportasi laut, dan 15 persen melalui transportasi udara," terang Retno.
Sementara itu, jumlah ABK WNI yang kembali ke Indonesia telah mencapai 15.820 hingga saat ini melalui 3 titik. Mereka adalah ABK WNI yang berasal dari 21 negara.
"Sementara 15.820 ABK WNI yang kembali sejauh ini dari 21 negara. Mereka tiba di Indonesia melalui tiga titik kedatangan, yaitu lebih dari 41 persen melalui bandara Ngurah Rai, sekitar 44 persen melalui Bandara Soekarno-Hatta, dan kemudian sekitar 8 persen melalui Pelabuhan Tanjung Priok dan hampir 6 persen melalui Pelabuhan Benoa," ungkap Retno.
Retno kemudian menegaskan tentang pentingnya penerapan protokol kesehatan dalam proses pemulangan para WNI tersebut. Dia pun mengatakan saat ini pemerintah sedang membuat buku panduan terkait repatriasi mandiri bagi para WNI dari luar negeri.
"Satu hal yang saya ingin garis bawahi di sini, betapa wajibnya protokol diterapkan untuk semua yang pulang (ke Indonesia), sebagaimana diatur oleh Kementerian Kesehatan dan selanjutnya pemerintah juga akan menerbitkan atau menerbitkan buku protokol tentang karantina mandiri untuk WNI yang kembali dari luar negeri," ujar Retno.
"Pada saat ini, gugus tugas COVID-19 bekerja sama dengan kementerian dan pemangku kepentingan terkait untuk menyelesaikan buku ini atau panduan repatriasi mandiri," sambungnya.