Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi belum mendengar soal viral 'beras bantuan berkutu' -- yang disebut kepala desa beras basah -- di Tapanuli Tengah. Beras itu bukanlah beras bantuan dari Pemprov Sumut. Gubsu Edy meyakini pihak pemberi bantuan tak sengaja.
"Dimohon maaf kalau itu terjadi," ujar Edy di rumah dinas Gubsu, Jalan Sudirman Nomor 41, Medan, Kamis (14/5/2020). Pihak Pemprov Sumut menegaskan bantuan beras yang diviralkan itu bukanlah bantuan dari pihaknya melainkan dari Dinsos Tapanuli Tengah.
(Judul dan sebagian isi berita ini dimutakhirkan pukul 19.55 WIB. Pemutakhiran ini meluruskan kekeliruan informasi yang disampaikan sebelumnya. Informasi yang benar adalah beras bantuan yang diviralkan itu bukan dari Pemprov Sumut)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekali lagi, meski beras itu bukan dari pihaknya, Edy meyakini beras berkualitas tak bagus itu tak sengaja masuk dalam paket bantuan. Dia meyakini pemberi bantuan tak sengaja.
"Tapi tidaklah, pasti tidak ada niat untuk seperti itu," katanya.
Sebelumnya kabar soal warga salah satu desa di Tapanuli Tengah (Tapteng) mengembalikan beras bantuan terkait Corona bikin heboh karena beras itu disebut berkutu. Kepala desa (kades) setempat memberi penjelasan.
Peristiwa warga yang mengembalikan beras itu terjadi di Desa Siantar Ca, Sosorgadong, Tapteng. Ada ratusan warga yang mengembalikan beras bantuan tersebut ke Dinas Sosial Tapanuli Tengah.
"Hari Minggu itu, kita kumpul 123 (karung), dikembalikan sama Dinas Sosial," kata Kades Siantar Ca, Arisman Tarihoran, Rabu (13/5).
Dia mengatakan beras yang dibagi secara bertahap sejak Kamis (7/5) di Posco COVID-19 desa tersebut bukan berkutu. Arisman menyebut beras tersebut basah saat proses pembongkaran.
"Bukan, karena kemarin basah, bukan berkutu. Basah karena pembongkaran," ucapnya.
"Dari Dinas Sosial Kabupaten Tapanuli Tengah, 123 karung, karung 5 Kg," sambung Arisman.
(mae/mae)