Seperti dilansir Reuters, Kamis (14/5/2020), otoritas setempat telah meluncurkan penyelidikan untuk mengidentifikasi para pemasok miras oplosan itu. Mereka juga mendorong warga untuk tidak mengonsumsi minuman beralkohol yang tidak jelas kandungannya.
Diketahui bahwa miras oplosan seringkali mematikan karena mengandung zat-zat berbahaya seperti methanol di beberapa kasus.
Miras oplosan banyak dijual saat pabrik bir seperti Heineken dan Grupo Modelo menangguhkan aktivitas produksi mereka untuk mematuhi instruksi pemerintah yang menghentikan sementara aktivitas bisnis non-esensial di tengah pandemi virus Corona.
Laporan pejabat setempat dan media lokal menyebut bahwa korban tewas akibat miras oplosan muncul di berbagai wilayah Meksiko, termasuk Jalisco, Yucatan, Puebla dan Morelos sejak awal bulan ini. Jumlah korban tewas melonjak drastis setelah Minggu (10/5) lalu, yang diperingati sebagai Hari Ibu di Meksiko.
Korban tewas kembali bertambah 20 orang di wilayah Chiconcuautla, Puebla, pada Rabu (13/5) waktu setempat, sehari setelah otoritas setempat menetapkan masa darurat kesehatan menyusul kematian 17 orang yang mengonsumsi miras oplosan.
Pemerintah setempat menyita 200 liter miras lokal yang disebut 'refino' dan melakukan penelitian untuk mencari tahu kandungannya.
Di Yucatan, yang menjadi lokasi tewasnya banyak orang akibat miras oplosan, pemerintahannya melarang penjualan minuman beralkohol sejak April untuk mencegah kekerasan domestik yang marak saat banyak orang tinggal di rumah selama pandemi Corona.
Regulator kesehatan federal Meksiko, COFEPRIS, menyatakan pihaknya tengah menyelidiki maraknya penjualan miras oplosan di tengah pandemi Corona. (nvc/idn)