Wabah Mulai Mereda, Jepang Akan Cabut Status Darurat Virus Corona

Wabah Mulai Mereda, Jepang Akan Cabut Status Darurat Virus Corona

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Kamis, 14 Mei 2020 11:56 WIB
A general view shows an empty street of at Tokyos entertainment district of Kabukicho on April 7, 2010. - Japans Prime Minister Shinzo Abe on April 7 declared a month-long state of emergency in Tokyo and six other parts of the country over a spike in coronavirus cases. (Photo by Behrouz MEHRI / AFP)
Foto: Situasi Tokyo, Jepang saat pandemi Corona (AFP/BEHROUZ MEHRI)
Tokyo -

Pemerintah Jepang akan mencabut status keadaan darurat atas virus Corona di sebagian besar wilayah negara. Angka kasus Corona di Jepang mulai menurun.

Seperti dilansir AFP, Kamis (14/5/2020) Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe awal bulan ini memperpanjang keadaan darurat nasional sampai akhir Mei.

Namun dengan penurunan angka infeksi virus Corona yang tajam, pemerintah Jepang sekarang berharap untuk mencabut status itu lebih awal, di 39 dari 47 prefektur di negara itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Menteri yang bertanggung jawab atas tanggapan virus Corona, Yasutoshi Nishimura, mengadakan pembicaraan dengan panel ahli, langkah pertama dalam proses untuk mencabut status darurat tersebut.

"Kami telah mengkonfirmasi kasus baru telah turun di bawah level pada pertengahan Maret ketika infeksi mulai menyebar," kata Nishimura, Kamis (14/5).

"Mempertimbangkan perawatan medis (stabil) dan sistem pemantauan di wilayah ini, kami pikir pantas untuk mencabut keadaan darurat untuk mereka," ujarnya sembari merujuk pada 39 prefektur.

Menurut laporan media lokal, keadaan darurat akan tetap diberlakukan di delapan wilayah, termasuk Tokyo dan Osaka. Namun tinjauan lain akan diadakan pada 21 Mei, meningkatkan kemungkinan status itu bisa dicabut sebelum akhir bulan.

Sementara itu, Abe dijadwalkan mengadakan konferensi pers Kamis (14/5) malam untuk menjelaskan langkah untuk mencabut status darurat.

Keadaan darurat Jepang jauh dari tindakan terberat yang tampak di beberapa bagian Eropa dan Amerika Serikat. Hal ini memungkinkan gubernur setempat untuk mendesak orang agar tetap di rumah dan meminta bisnis untuk tetap tutup.

Tetapi pejabat tidak bisa memaksa warga untuk mematuhi, dan tidak ada hukuman bagi mereka yang gagal melakukannya.

Sekolah-sekolah di Jepang sebagian besar ditutup bahkan sebelum keadaan darurat diumumkan pada 7 April di Tokyo dan enam wilayah lainnya, sebelum diperluas secara nasional.

Wabah virus Corona di Jepang tetap kecil dibandingkan dengan yang terlihat di beberapa bagian Eropa dan Amerika Serikat, dengan sedikit lebih dari 16.000 kasus Corona yang dikonfirmasi, dengan 687 kematian.

Kasus-kasus baru telah turun baru-baru ini, dengan 55 infeksi baru dikonfirmasi Rabu (13/5) secara nasional, dan hanya 10 kasus di Tokyo.

Jepang mencatat infeksi virus Corona pertamanya pada pertengahan Januari dan berada di bawah tekanan awal dengan wabah massal di kapal pesiar Diamond Princess yang berlabuh di kota Yokohama.

Meskipun sejauh ini belum separah seperti Italia dan New York, ada kekhawatiran yang terus-menerus bahwa sistem kesehatan Jepang dapat dengan cepat diliputi oleh lonjakan infeksi yang tiba-tiba.

Halaman 2 dari 2
(rdp/nvc)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads