Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tingkat provinsi di Jabar sudah berjalan sepekan. Namun, masih banyak masyarakat atau pengusaha yang tak mengindahkan aturan PSBB.
Seperti yang terjadi di Kota Cirebon, Jawa Barat. Melihat kondisi demikian, Pemkot Cirebon pun berinovasi menyosialisasikan pelaksanaan PSBB. Pemkot melibat 'punakawan', tokoh pengawal raja pada zaman dulu atau dalam pewayangan.
"Kita gunakan punakawan untuk sosialisasi, ini hasil evaluasi karena masih ada masyarakat yang tidak mengikuti aturan PSBB. Kita cari sesuatu yang bisa diterima masyarakat," kata Kabid Pengelolaan Komunikasi Publik Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (DKIS) Kota Cirebon, Selasa (12/5/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemkot Cirebon melibatkan tiga tokoh punakawan, yakni Petruk, Gareng dan Semar. Ketiga tokoh punakawan itu menggunakan masker dan membawa selebaran berisi tentang aturan PSBB.
Petruk, Gareng dan Semar kompak mengimbau sejumlah pengusaha atau pemilik toko yang masih membuka unit usahanya di Jalan Kanggraksan Kota Cirebon, Jawa Barat.
![]() |
Pendekatan dilakoni Petruk, Gareng dan Semar begitu humanis. Bahkan, tak sedikit anak-anak yang tertarik dengan tiga tokoh punakawan itu. Ketiganya meminta anak-anak, masyarakat pada umumnya untuk tetap menggunakan masker, menerapkan physical distancing dan rajin mencuci tangan.
"Sosialisasi ini akan dilakukan hingga PSBB selesai. Kita harap masyarakat menerima cara sosialisasi kami," kata Ida.
Ida juga menjelaskan tentang alasannya menggunakan tokoh punakawan untuk menyosialisasikan pelaksanaan PSBB. Menurut Ida, punakawan memiliki filosofi yang tepat untuk melawan Corona atau COVID-19. Punakawan adalah tokoh penghibur di tengah kesedihan.
"Mencari filosofi lokal. Punakawan itu kan artinya berteman dengan kesedihan. Ketika kita menganggap pandemi ini kesedihan, marilah kita berkawan bersama-sama melawan pandemi ini," tutur Ida.
![]() |