BNPB: COVID di Jabodetabek Menurun, tapi di Jatim Meningkat

BNPB: COVID di Jabodetabek Menurun, tapi di Jatim Meningkat

Nur Azizah Rizki Astuti - detikNews
Selasa, 12 Mei 2020 12:08 WIB
Poster
Ilustrasi virus Corona (Edi Wahyono/detikcom)
Jakarta -

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan kasus virus Corona di Jabodetabek relatif menurun pascapenerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Namun, sebaliknya, kasus di Jawa Timur justru meningkat.

"Dan sekarang malah isu tentang COVID ini yang agak meningkat itu di Jawa Timur, jadi fokus kita sekarang mulai ke Jawa Timur. Jadi yang di Jabodetabek mulai relatif menurun, tapi sekarang di daerah di Jawa Timur sekarang mulai (meningkat). Jadi dengan demikian disepakati bahwa PSBB ini juga akan dilanjutkan lagi oleh berbagai macam daerah yang sudah melakukan PSBB," kata Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Dody Ruswandi dalam rapat virtual dengan Komisi VIII DPR, Selasa (12/5/2020).

Menurut Dody, pihaknya tengah mengumpulkan data terkait penurunan kasus di Jabodetabek. Namun, berdasarkan laporan yang diterima, kasus di Bogor cenderung menurun, sedangkan di Bekasi masih terkendala pabrik-pabrik yang masih beroperasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Data angka memang kami lagi kumpulkan Pak, tapi berdasarkan laporan dari kemarin malam ini Bogor menurun, Pak. Namun memang di Bekasi, memang mereka masih terkendala dengan di hulunya itu, yaitu di beberapa pabrik-pabrik di DKI itu ada yang masih buka," ujarnya.

Menurut Dody, daerah-daerah di Jabodetabek ingin pabrik-pabrik berhenti beroperasi untuk mengurangi arus transportasi antardaerah. Selain itu, Dody menyebut Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang juga Kepala BNPB, Doni Monardo, meminta para kepala daerah di Jabodetabek lebih tegas menindak perusahaan yang masih nakal.

ADVERTISEMENT

"Jadi upaya-upaya ini sedang dilaksanakan Bapak, di mana Pak Ketua Gugas Pusat kemarin sudah memberikan kewenangan kepada para bupati-wali kota Jabodetabek jangan sungkan-sungkan untuk menggunakan kewenangannya untuk melakukan tindakan lebih tegas kalau memang pabriknya masih dibuka," ujar Dody.

"Dan kalau memang pabriknya tidak melakukan social distancing juga lakukan tindakan lebih keras," imbuhnya.

Selain itu, Dody mengatakan Doni Monardo juga telah mengusulkan kepada Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita agar semua pabrik dengan jumlah karyawan banyak mengadakan tes PCR sendiri. Hal itu bertujuan agar tidak terjadi klaster penularan baru.

"Bahkan hari ini Ketua Gugus Tugas juga menyampaikan usulan kepada Menteri Perindustrian agar semua kawasan-kawasan pabrik yang karyawannya banyak itu mempunyai mengadakan PCR sendiri, sehingga tidak terjadi lagi klaster-klaster baru seperti terjadi di Jawa Timur, di Sampoerna, dan lain sebagainya," ungkapnya.

Lebih lanjut, Dody mengungkap PSBB secara umum berhasil menurunkan angka kasus positif. Meski demikian, PSBB masih berproses dan akan dilakukan evaluasi selanjutnya.

"Bahwa secara umum PSBB ini berhasil. Jadi kemarin kami sudah rapat sama beberapa gubernur. Dan sebagai contoh misalnya Kota Makassar setelah 14 hari menerapkan PSBB, itu ternyata pertambahan kasus positif yang awalnya 70 persen sekarang pertumbuhannya hanya 25 persen setelah 14 hari PSBB. Tingkat kesembuhan yang semula 16 persen, setelah PSBB menjadi 86 persen. Angka kematian juga begitu, menurun dari 8 persen menjadi 4 persen," pungkasnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads