Muncul klaster pasar di Bojonegoro setelah ditemukan 86 pedagang reaktif saat rapid test. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meminta pasar ditutup 7 hari.
Pemkab Bojonegoro dan paguyuban pedagang menutup sementara pasar induk selama 7 hari. Toko-toko di dalam pasar sudah tutup dan tidak ada aktivitas kegiatan tansaksi jual beli.
Dari pantauan detikcom, tiga akses jalan raya yang merupakan jalur masuk ke pasar telah diblokir dan diberi barigade dishub. Meski begitu masih tampak beberapa toko nekat buka. Toko yang masih nekat buka ini berada disebarang jalan atau berhadapan dengan pasar induk Kota Bojonegoro.
"Ya ini pengumuman pasar ditutup selama 7 hari telah dipasang di pintu masuk pasar. Ini sesuai hasil rapat antara gugus tugas Provinsi Jatim dan Kabupaten Bojonegoro," kata Jubir Gugus Tugas COVID-19 Bojonegoro, Masirin, Minggu (10/5/2020).
Sementara itu salah satu pedagang pasar di Bojonegoro mengaku pasrah dengan penutupan pasar tersebut. "Iya, pasar tutup mas sampai tanggal 15, sesuai anjuran bu gubernur," jelas Ahmad.
Sementara 86 pedagang hasil rapid testnya reaktif, 75 warga Bojonegoro dan 11 orang ber-KTP Tuban. Rencananya mereka akan dilakukan rapid test ulang, setelah itu swab.
Ketua Gugus Tugas Tracing Penanganan COVID-19 Jatim, dr Kohar Hari Santoso mengatakan, klaster pasar di Bojonegoro bermula dari pedagang sayur keliling.
Awalnya, pedagang tersebut sakit lalu dibawa ke rumah sakit. Dia menjalani rapid test dan hasilnya terindikasi positif Corona. Usai tes swab, dia dinyatakan positif Corona.
Tak lama kemudian, ditemukan lagi kasus lain di sekitar pasar tempat pedagang sayur itu beraktivitas. Ada satu orang yang mengalami gejala Corona. Usai rapid test, dia dinyatakan reaktif atau terindikasi positif.
![]() |
"Kemudian ada kasus masih seputaran pasar tadi juga seperti itu. Beliaunya sakit dilakukan rapid test-nya juga reaktif," ujarnya.
Usai temuan dua kasus tersebut, dilakukan rapid test terhadap 269 pedagang lain yang ada di pasar tersebut. Hasilnya, 86 orang yang dinyatakan reaktif.