Pemda Kabupaten Garut hingga kini belum mengumumkan perkembangan kesehatan dua pasien tersebut. Mereka telah menjalani isolasi lebih dari satu bulan.
Keduanya adalah pria berusia 56 tahun asal Wanaraja yang merupakan pasien pertama Corona yang terkonfirmasi Pemda atau KC-1 serta seorang perempuan asal Kecamatan Garut Kota yang merupakan pasien positif kedua di Garut atau KC-2.
Berdasarkan informasi yang dihimpun detikcom, KC-1 mulai masuk ruang isolasi RSUD dr. Slamet Garut sejak akhir Maret 2020 lalu, atau tepatnya Selasa (31/3).
Sedangkan, KC-2 diketahui saat ini menjalani karantina mandiri di rumahnya. KC-2 dikonfirmasi positif oleh Pemda Garut pada Jumat (3/4) lalu.
Keduanya sudah menjalani masa isolasi sebulan lebih. Namun, hingga kini Pemda belum mengumumkan status kesehatan mereka.
Seperti dalam press release harian terbaru Tim Percepatan Penanganan COVID-19 Garut yang dilihat detikcom, Minggu (10/5) pagi, tidak ada informasi detail mengenai kondisi kesehatan terkini kedua pasien tersebut.
Dalam laporan, hanya disebutkan bahwa ada 11 orang warga Garut yang positif Corona, terdiri dari 8 orang yang menjalani isolasi di RSUD dr. Slamet Garut, satu orang sembuh, satu orang meninggal dan satu orang menjalani isolasi mandiri.
"1 kasus isolasi mandiri di rumah menunggu hasil laboratorium," demikian keterangan yang tertera dalam rilis itu.
Lambatnya update status kesehatan kedua pasien COVID-19 itu dikritik sejumlah warga. Salah satunya Anggi Agung (24). Anggi mengatakan, lambatnya perkembangan status para pasien itu membuat publik penasaran.
"Kalau saya menduga karena lambatnya pemeriksaan hasil swab di tingkat provinsi, jadi Pemda terkesan lambat memberikan informasi perkembangan," kata mahasiswa tersebut saat berbincang dengan detikcom, Minggu.
Anggi berharap, Pemda bisa sedikit 'rewel' ke Pemerintah Provinsi agar status kedua pasien tersebut bisa cepat diketahui. "Seharusnya Pemda berani terus desak agar hasil swab dapat cepat diketahui. Jangan nunggu disuapin," tutup Anggi.
Belum ada tanggapan dari Pemda Garut terkait hal tersebut. Pemda Garut sendiri sebelumnya mengkritik lambatnya pemeriksaan swab tes di tingkat Provinsi. Wabup Garut Helmi Budiman mengatakan, lambatnya proses pemeriksaan berdampak pada pencegahan di daerah.
"Kami sudah mendapat penjelasan karena memang yang minta diperiksa swab test itu dari Jawa Barat ya, itu numpuk. Banyak sekali. Antrean ini lah yang menyebabkan keterlambatan. Kami inginnya secepatnya. Tiga atau empat hari, sehingga kami bisa cepat melakukan antisipasi ," kata Helmi kepada wartawan di Kecamatan Cigedug, Rabu (22/4).
(mso/mso)