Warga kelurahan kalem dengan situasi tersebut. Kepala Kelurahan Petahunan, Zamroni, mengatakan warga sudah teredukasi dengan kondisi pasien positif COVID-19.
"Warga tenang. Tidak ada masalah. Ada pedampingan dari dinas. Ketua RW juga mengawasi," kata Zamroni kepada detikcom, Jumat (8/5/2020).
Zamroni mengatakan 5 orang tersebut merupakan orang tanpa gejala (OTG). Sehingga warga menilai relatif aman.
"Kalau mereka terpaksa keluar beli-beli apa di toko sekitar kan cukup pakai masker. Yang bahaya mungkin yang sakit seperti batuk dan lainnya," terang Zamroni.
5 pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri merupakan hasil tracing kontak erat kepala keluarga yang terkonfirmasi positif pada 26 April lalu. Tim gugus tugas melakukan rapid tes 6 kontak dan semuanya reaktif. Mereka diambil swab test dan 5 orang dinyatakan positif COVID-19, pada Kamis (7/5).
Ke-5 orang tersebut perempuan 44 tahun yang merupakan istri, laki-laki berusia 19 tahun dan balita perempuan berusia 2 tahun yang merupakan anaknya. Kemudian pembantu perempuan berusia 51 tahun dan 54 tahun ber-KTP Kecamatan Nguling dan Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan. Keduanya sudah menetap di rumah majikannya tersebut selama 4 bulan.
"Reaksi warga lebih kalem. Beda saat bapaknya dipastikan positif beberapa waktu lalu, warga tampak panik. Ramai juga di grup-grup WhatsApp. Meski bapaknya dirawat di Surabaya, warga yakin penghuni rumah akan kena," terangnya.
"Saat ini warga sudah mengerti, sudah diedukasi ya. Jadi agak santai," pungkasnya.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Pasuruan, dr Shierly Marlena mengatakan 5 pasien dalam kondisi sehat. "Mereka semua memilih isolasi mandiri di rumah dengan pengawasan dari petugas," kata Shierly. (iwd/iwd)