Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah meminta setiap desa memiliki rumah isolasi untuk menampung pemudik. Tempat isolasi bisa juga dibuat di fasilitas umum dan sekolah.
Tatu mengatakan, pemudik ditempatkan di rumah isolasi untuk menghindari penularan COVID-19 di lingkungannya. Sebab, terdapat kemungkinan pemudik merupakan orang tanpa gejala (OTG) dari daerah zona merah.
"Mereka yang mudik atau pulang kampung, harus melakukan isolasi mandiri, minimal 14 hari dengan pemantauan relawan desa dan puskesmas," ujar Tatu dalam keterangan resmi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang, Jumat (8/5/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tatu mengatakan, pemerintah desa bisa menginventarisasi warganya yang bekerja di luar kota, termasuk dari daerah zona merah penularan COVID-19.
"Kepala desa harus punya datanya. Kemudian menyiapkan kebutuhan rumah isolasi mandiri," ujarnya.
Di Kabupaten Serang sudah terbentuk relawan desa di 324 desa dengan jumlah personel sebanyak 10.160 orang. Ada 140 pos tim desa dan 23 rumah isolasi mandiri. Langkah tersebut dilakukan dengan mengacu pada Surat Edaran Mendes PDTT Nomor 8 tahun 2020 tentang Desa Tanggap COVID-19 dan Permendes Nomor 11/2019 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa.
Pada Rabu (6/5/2020), Tatu meninjau rumah isolasi di Desa Ciomas, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Banten.
"Untuk Desa Ciomas, Kecamatan Padarincang ini alhamdulillah sudah terbentuk. Saya memerintahkan kepada semua desa jika tidak ada tempat tinggal untuk rumah isolasi mandiri, desa bisa menggunakan gedung sekolah atau fasiltas umum," ungkap Tatu.
Rumah Isolasi di Desa Ciomas berada di lingkungan yang sejuk dekat persawahan. Tersedia dua kamar tidur, dapur, dan area pemancingan.
"Rumah Isolasi ini untuk penanggulangan korban COVID-19. Memang belum terisi, tetapi kami lakukan antisipasi," ujar Kepala Desa Ciomas Yani Mulyani
Yani menambahkan, banyak warganya yang bekerja di zona merah, seperti Jakarta, Tangerang dan Bekasi. Warga yang mudik, kata dia, diwajibkan lapor ke Relawan Desa Ciomas dan dilakukan pemeriksaan pihak puskesmas.
"Alhamdulilah sampai saat ini yang diketahui mudik sudah melakukan isolasi, dan semua tidak ada yang terpapar secara positif. Semua ke depan jangan sampai ada yang positif COVID-19," ungkap Yani.
Tatu menimpali, rumah isolasi merupakan solusi agar warga bisa tetap pulang ke daerah asal tanpa mendapatkan penolakan. Sejumlah pemudik, jelas Tatu, memilih kembali ke kampung halaman karena tidak memiliki pekerjaan.
"Kasihan juga jika pemudik kita tolak. Sementara mereka sudah tidak punya pekerjaan, kontrakan juga sudah tidak bisa bayar. Jika diketahui mudik, kita harus memastikan mereka aman bagi lingkungan sekitarnya," kata Tatu.
Beragam Modus Pemudik Hindari Pemeriksaan Polisi:
(ega/ega)