Sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat Indonesia berkolaborasi menyanyikan lagu 'Ra Mudik Ra Popo'. Lagu itu dirilis di tengah larangan mudik saat pandemi virus Corona.
Lagu itu dinyanyikan di antaranya oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Ketua Wantimpres Wiranto, Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi, Ketua Umum Komite Seni Budaya Nasional Mayjen. TNI (Purn) Hendardji Supandji, Ketua Umum Komite Seni Nasional dan Ketum Pawon Semar, Bupati Pati Haryanto, Bupati Karanganyar Yuliatmono, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Ketum Paguyuban Jawa Tengah Leles Sudarmanto, Sekjen Paguyuban Jawa Tengah Frahma Alimiyarso.
Lagu 'Ra Mudik Ra Popo' ini diciptakan oleh musisi Harry Yamba. Lagu berisi pesan agar masyarakat tidak mudik selama masa pandemi Corona ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan ide pembuatan lagu ini datang dari Leles Sudarmanto. Dia mengaku ingin mengkampanyekan kebijakan larangan mudik Lebaran seperti yang disampaikan Presiden Jokowi.
Lagu itu kemudian disepakati dirilis dan dinyanyikan oleh sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat. Moeldoko, yang ikut bagian dalam menyanyikan lagu tersebut, mengajak masyarakat untuk menyadari pentingnya tidak mudik di tengah pandemi.
"Kalau dilarang mudik dengan tegas susah, sekarang saya ajak kesadarannya lewat lagu. Apa masih mau ngotot pulang?" kata Moeldoko dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Kamis (7/5/2020).
Mantan Panglima TNI itu mengatakan larangan mudik ini disampaikan pemerintah agar penyebaran virus Corona tidak meluas ke berbagai daerah.
Sementara itu, Leles Sudarmanto mengungkapkan alasan para pejabat dan tokoh masyarakat dilibatkan dalam menyanyikan lagu ini.
"Kami sengaja mengajak para pejabat dan tokoh masyarakat, karena nama mereka sudah dikenal masyarakat dengan begitu harapannya masyarakat mau mengikuti pesan dari lagu ini," ujar Leles.
Lagu ini diarensemen ringan dan berlirik bahasa Jawa. Berikut penggalan lirik dalam lagu tersebut:
Wis rasah balik, ono ngomah nata ati
Wis rasah kondur, ra pedot dadi sedulur
Kangen iso disimpen, yen nganti loro sopo sing gelem
Nunggu nganti kahanan wis lerem