Bus Agam Jaya sendiri ketahuan dua kali menurunkan para pemudik selama seminggu terakhir. Yang pertama 15 pemudik dan yang kedua 31 pemudik.
"Tarifnya dari bus Agam Tunggal Jaya tidak sama berdasar pengakuan para pemudik," terang Kepala Desa Ngale Teguh Wibowo saat dikonfirmasi detikcom, Kamis (6/5/2020).
Tarif yang harus dibayar pemudik, kata Teguh, berkisar Rp 500-520 ribu per orang. Tarif tersebut, lanjut Teguh, berangkat dari Jakarta dan turun overpass Tol Ngawi di Desa Ngale.
Teguh mengatakan para pemudik yang diturunkan di overpass tol Desa Ngale Kecamatan Paron Ngawi itu membawa barang bawaan yang dimasukkan dalam tas besar.
"Bus ini tidak jera. Padahal sudah ada larangan dari pemerintah untuk mudik. Jangan benturkan pemudik dengan warga kami," ungkap Teguh dengan kesal.
"Harusnya armada itu ditindak. Setelah turun kita mandikan dan tes suhu karena ada yang suhunya tinggi kita datangkan petugas medis hingga camat," tandasnya.
Untuk untuk tim kesehatan yang dilibatkan yakni sesuai tujuan mudik para perantau, yakni Puskesmas Jogorogo, Ngrambe dan Paron.
Pemudik sendiri memilih diturunkan di overpass agar mereka bisa pulang kampung. Mereka sengaja minta diturunkan di overpass menghindari pintu keluar tol agar tak disuruh balik.
Beragam Modus Pemudik Hindari Pemeriksaan Polisi:
(iwd/iwd)