Pemerintah Kota Depok mengklaim upaya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) memberikan hasil signifikan. Pemkot mendata angka penambahan rata-rata pasien Corona di Kota Depok cenderung menurun selama PSBB ini.
"Program PSBB pada PSBB pertama dari 15 April sampai 28 April 2020 secara statistik bisa disampaikan terjadi penurunan penambahan rata-rata kasus per hari pada orang tanpa gejala (OTG), orang dalam pemantauan (ODP), dan pasien dalam pengawasan (PDP)," kata Wali Kota Depok Mohammad Idris saat memberikan keterangan pers di Balai Kota Depok, Senin (4/5/2020).
Idris mencontohkan penambahan kasus PDP di Kota Depok pada masa PSBB sedikit berkurang dibanding pada masa sebelum PSBB.
"Misal PDP dari 27 sampai 28 kasus sebelum PSBB menjadi 26-27 kasus per hari selama PSBB. Walau tidak signifikan, tapi terjadi penurunan," ucapnya.
Selain itu, dia menyebut penurunan terjadi pada kasus orang tanpa gejala (OTG). Penambahan OTG di Kota Depok per hari pada masa PSBB mencapai rata-rata 22-23 kasus.
"Pada OTG dari 48-49 kasus sebelum PSBB jadi 22-23 kasus per hari selama PSBB, cukup signifikan," ujarnya.
Begitu juga penambahan kasus ODP, yang rata-rata mencapai 83-84 kasus per hari sebelum PSBB. Angka rata-rata penambahan OTG turun menjadi 32-33 kasus per hari setelah penerapan PSBB.
Meski demikian, Idris tidak membantah jumlah penambahan pasien positif Corona masih cenderung meningkat. Rata-rata penambahan kasus positif didapatkan dari hasil tes PCR pasien PDP.
"Adapun kasus konfirmasi selama PSBB terjadi penambahan rata-rata kasus sedikit lebih besar dibanding sebelum PSBB, rata rata 6-7 kasus per hari menjadi 8-9 kasus per hari selama PSBB. Penambahan kasus konfirmasi lebih banyak didapat dari jumlah PDP yang di-swab PCR positif dan hasil tindak lanjut dari rapid test swab," ungkap Idris.