.webp)
"Melihat daripada yang saya lihat dari postingan, kalau dari segi kualitas saya sebagai anggota dewan, kecewa dengan mereknya, hasilnya kurang memuaskan," kata Muji yang juga Ketua Fraksi Golkar saat berbincang melalui seluler, Serang, Senin (4/5/2020).
Sepengetahuannya, pembagian JPS akibat COVID-19 ini dikelola oleh Dinas Sosial (Dinsos) dan dikerjakan oleh pihak ketiga. Bantuan kemudian dipotong pajak dan keuntungan pelaksana. Tapi menurutnya, kualitas PJS yang dibagikan tetap mengecewakan.
Komisi II sebagai mitra Dinsos juga diberi tahu bahwa ada 50 ribu penerima JPS di Kota Serang. Dinas katanya menganggarkan biaya transportasi distribusi pembagian sembako secara terpisah.
"Transportasi segala ada anggaranya sendiri. Cuma PPN PPH belum disampaikan kepada kita," paparnya.
Sebelumnya, beberapa anggota Komisi II sudah menyampaikan bahwa bantuan ini diberikan tunai dalam bentuk bantuan langsung tunai atau BLT. Mekanisme ini dianggap lebih mudah dan meminimalisir potensi kecurangan. Tapi, usulan ini malah ditolak dan sekarang jadi perbincangan.
"Ternyata bantuan sembako cuma 3 item doang, bingung kita," paparnya.
Sejak beberapa hari lalu Dinas Sosial (Dinsos) Kota Serang mulai membagikan bantuan Jaring Pengaman Sosial (JPS) warga terdampak COVID-19.
Seperti akun facebook Nurjaya Matakita yang mengatakan, paket Rp 200 ribu isinya beras 10 kilo, mi instan 14 bungkus dan sarden 2.
"Ini paket anggaran 200rebu, kalau beli di pasar Rau, uang kembali sekitar 50rebuan,"tulisnya.
Mi yang dibagian merupakan merek Top ramen dan 2 kaleng sarden kecil merek Sampit. Unggahan akun ini pun jadi perbincangan di media sosial di Serang.
(bri/ern)
