Direktur RSUD Jombang dr Pudji Umbaran mengatakan, pasien dirawat sejak Rabu (22/4). Pria 72 tahun asal Kecamatan Peterongan itu dinyatakan sebagai PDP setelah hasil rapid test reaktif. Dia lantas dirawat di ruang isolasi.
Keesokan harinya, Kamis (23/4), pasien menjalani tes swab untuk pertama kalinya. Hasilnya baru keluar pagi tadi sekitar pukul 08.30 WIB. Menurut dia, hasil tes swab pasien negatif Corona.
"Karena rapid testnya positip sehingga menunggu hasil tes swab kedua. Statusnya tetap PDP. Kalau tes swab kedua negatif, maka gugur sebagai PDP," kata dr Pudji saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu (2/5/2020).
Ia menjelaskan, pasien akhirnya meninggal dunia pagi tadi sekitar pukul 10.30 WIB. "Meninggalnya tadi jam 10.30. Dia juga sakit stroke. Kondisinya memburuk karena stroke," terangnya.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Jombang Budi Winarno membenarkan pria 72 tahun yang meninggal pagi tadi berstatus PDP terkait Corona. Menurut dia, jenazah pengurus pesantren di Kecamatan Peterongan itu dimakamkan dengan protokol COVID-19.
"Kami menyampaikan belasungkawa. Kami berharap masyarakat tetap waspada dan selalu jaga kesehatan," jelasnya.
Ia menambahkan, PDP terkait Corona di Jombang berjumlah 12 orang. Dengan rincian 5 negatif COVID-19, 4 masih diisolasi di RSUD Jombang, 3 pasien meninggal dunia.
Pengurus pesantren tersebut menjadi PDP ketiga yang meninggal di Kota Santri. PDP pertama yang meninggal dunia yakni perempuan 40 tahun asal Kecamatan Ploso, Jumat (3/4). Disusul pria penjual es keliling berusia 55 tahun asal Kecamatan Peterongan yang meninggal Sabtu (18/4).
Pagi tadi istri penjual es keliling tersebut dinyatakan positif Corona. Perempuan 56 tahun itu dijemput petugas untuk diisolasi di RSUD Jombang. Dia disebut tertular virus Corona dari suaminya. Meski begitu, si suami tetap berstatus PDP karena tidak sempat menjalani test swab. (fat/fat)