Begini Asal Mula Kasus Klaster Sampoerna Versi Pemkot Surabaya

Begini Asal Mula Kasus Klaster Sampoerna Versi Pemkot Surabaya

Esti Widiyana - detikNews
Sabtu, 02 Mei 2020 16:26 WIB
Koordinator Protokol Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya M. Fikser
M Fikser dan Kadinkes Surabaya (Foto: Esti Widiyana/detikcom)
Surabaya -

Pemkot Surabaya mengaku sangat serius dan tanggap dengan penanganan kasus virus Corona yang kian meningkat. Seperti kasus Corona di pabrik rokok PT HM Sampoerna. Dari puluhan karyawan positif, dua di antaranya meninggal dunia dengan status positif Corona.

Koordinator Protokol Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya M. Fikser menjelaskan awal mula penanganan kasus Corona di pabrik rokok itu dari dua karyawan berinisial (PS) melakukan pemeriksaan ke klinik, Kamis (2/4).

"Lalu dirujuk ke rumah sakit (RS) daerah Darmo tanggal 9 April. Lalu tanggal 13 April PS ini melakukan pemeriksaan tes swab di RS berbeda, tanggal 15 April masuk RS. Kami (pemkot) setiap harinya melakukan tracing," kata Fikser kepada wartawan di Balai Kota Surabaya, Sabtu (2/5/2020).

Fikser menjelaskan pihaknya telah melaksanakan epidemilogi di setiap RS yang ada di Surabaya. Seperti apakah ada kasus Corona atau tidak. Selain mendatangi RS, ada form yang harus dikirim ke dinkes oleh RS.

Saat melakukan tracing, pemkot turun langsung mencari data dari RS. Bahkan Pemkot Surabaya akhirnya mengetahui bahwa PS adalah karyawan pabrik rokok namun tidak disebutkan perusahaannya.

"Tanggal 16 April kami sudah tahu tapi tidak menyebut perusahaan, alamat dan ketemulah PS itu, ternyata karyawan Sampoerna. Begitu diketahui tanggal 16 April, pemkot mengundang perusahaan Sampoerna untuk menjelaskan ada karyawannya yang positif," jelasnya.

Kasus Positif Corona di Indonesia Kini 10.843, Sembuh 1.665:

Sejak melakukan tracing tanggal 2 hingga 16 April, lanjut Fikser, pemkot mengetahui langsung kasus Corona PT HM Sampoerna. Apalagi, pihaknya mengetahui PT HM Sampoerna memiliki potensi besar. Oleh karena itu Dinkes Surabaya mengundang pabrik rokok tersebut.

"Bukan perusahaan yang melaporkan kasus Corona, tapi kita yang menemukan dan memanggil (Sampoerna) untuk diberitahu. Bukan tanggal 14 tapi tanggal 16 April (diberitahu). Itu sejarah yang kita telurusi langsung dan tracing satu-satu. Kita bisa membantah apa yang disampaikan gubernur (Khofifah Indah Parawansa) ada laporan tanggal 14 (April) itu keliru," tegasnya.

Menurutnya, setiap perkembangan, pemkot selalu mengelolanya dengan detail. Sehingga bisa diketahui perkembangan pandemi Corona yang terjadi di Surabaya. Data tersebut dilakukan intervensi oleh gugus tugas Corona pemkot.

"Data yang kami terima, contoh 48 terkonfirmasi (tambahan pasien Corona di Surabaya) itu 30 adalah dari Sampoerna kita olah lagi ada dua yang meninggal. Sehingga kita tahu betul setiap data yang diterima pusat kita konfirmasi kita tracing ulang apakah ada yang rawat inap, rawat jalan, meninggal atau sembuh. Sehingga intervensi dari pemkot ke yang sakit berbeda-beda dengan data yang kami miliki," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.