Sebanyak 34 tenaga medis di Puskesmas Long Ikis terpaksa menjalani karantina untuk menghindari penyebaran COVID-19. Puskesmas Long Ikis pun menghentikan pelayanan untuk sementara sejak hari ini.
"Berdasarkan laporan tim Gugus Tugas Kabupaten Paser, Bapak Amir Faisol melalui video conference mengatakan bahwa penutupan Puskesmas Long Ikis sifatnya sementara. Dan 34 petugas kesehatan kita yang hasil rapit test-nya reaktif dan saat ini mereka melakukan karantina di tempat itu," kata Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Andi M Ishak, kepada detikcom, Jumat (1/5/2020).
Karena layanan Puskesmas Long Ikis dihentikan sementara waktu, masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan diarahkan berobat ke puskesmas terdekat, yakni Puskesmas Kayungo, Puskesmas Long Gelang, atau Puskesmas Long Kali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penutupan ini, lanjut Andi, karena para petugas medis sempat menangani satu pasien yang terkonfirmasi positif beberapa waktu lalu.
"Berdasarkan tracing atau penelusuran terhadap pasien terkonfirmasi positif COVID-19 Kabupaten Paser nomor 2 atau Psr 2 (23) asal Kecamatan Long Ikis, pasien sejak tanggal 21 Maret sempat secara rutin datang ke puskesmas dan baru tanggal 5 April pasien dites hasilnya reaktif dan kemudian diisolasi di Rumah Sakit Panglima Sebaya Paser," kata Andi.
Pasien tersebut punya riwayat perjalanan ke Balikpapan, Samarinda selama 16 hari. Dia juga mengalami keluhan demam, batuk, dan nyeri tenggorokan. Namun dia tidak melapor ke puskesmas perihal riwayat perjalananya.
"Pasien pada tanggal 5 April dirujuk dan dirawat di ruang isolasi rumah sakit, tanggal 7 April diambil swab-nya, 17 April 2020 hasil swab Psr 2 terkonfirmasi positif COVID-19. Tentunya saat berobat di Puskesmas Long Ikis, Psr 2 melakukan kontak dengan petugas kesehatan di sana, jadi petugas kesehatan di sana dilakukan rapid test," jelasnya.
Puskesmas Long Ikis punya 60 petugas kesehatan. Sementara hasil rapid test, ada 34 petugas yang hasilnya reaktif. Kadinkes Paser memutuskan puskesmas ditutup sementara untuk menghindari penyebaran COVID-19.
Andi mengharapkan para petugas kesehatan, terutama petugas kesehatan tingkat pertama, sudah mempersiapkan diri dan antisipatif terhadap COVID-19. Dia meminta para petugas medis minimal menggunakan alat pelindung diri level 1, seperti masker bedah, sarung tangan, dan face shield, pada saat memeriksa pasien.
Kemenkes: Stigma Negatif Berkontribusi Tingginya Angka Kematian Corona: