Seorang pria yang bekerja sebagai tukang parkir membuat heboh Kota Samarinda. Pria berusia 35 tahun itu mengaku sesak napas diselingi batuk yang dideritanya sejak 4 hari yang lalu.
Warga yang mengetahui kondisi tukang parkir tersebut kemudian melapor ke Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda. Tak lama setelah dilaporkan, petugas dari Dinas Sosial Kota Samarinda dan seorang relawan bernama Dani (36) mendatangi tukang parkir tersebut.
Tukang parkir tersebut berada di sebuah bengkel perbaikan kursi yang berada di Jalan Kehewanan RT 24, Kelurahan Sidomulyo. Karena khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan Dani langsung mengenakan baju hazmat yang diberikan oleh tim inafis Polresta Samarinda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Daripada ada apa, lebih baik baju ini saya gunakan, meski penyakit orang itu belum diketahui," kata Dani di lokasi, Kamis (30/4/2020).
Pria tersebut sehari-hari menjadi tukang parkir di sebuah toko di Jalan Biawan. Dia sudah dua hari tidur di bengkel perbaikan kursi.
Pemilik bengkel, Asatia, mengaku beberapa hari yang lalu sempat melihat pria tersebut melintasi bengkel. Dia kemudian memanggilnya untuk memberinya makan.
"Dia mengaku sudah beberapa hari tidak makan, sehingga saya beri makan. Setelah itu saya tinggal pulang ke rumah dan dia tetap di samping bengkel," sebut Asatia.
"Pagi tadi dia mengeluh sakit demam, batuk, dan sesak napas. Takut ada apa-apa, saya laporkan ke Pak RT," imbuhnya.
Menurut Asatia, pria tersebut memiliki keluarga. Namun, sejak istrinya terlilit masalah huku, pria tersebut jadi tidak punya rumah.
Ketua RT 24, Amirullah atau Aam, mengatakan pihaknya menerima laporan dari masyarakat tentang adanya orang yang menderita sesak napas dan deman. Aam kemudian meneruskan laporan tersebut ke Pemkot Samarinda.
"Karena kondisi seperti ini, maka saya laporkan kejadian ini ke call center 112, agar warga itu dievakuasi. Jangan sampai ada warga sakit yang tidak tertolong," tutur Aam.
Tukang parkir tersebut kemudian di bawa ke Rumah Sakit Umum AW Syahranie menggunakan mobil ambulans milik Puskesmas Biawan. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, tempat korban beristirahat disemprot cairan disinfektan oleh warga sekitar.