KRL yang berangkat dari Stasiun Jakarta Kota menuju Bogor penuh sesak meskipun pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diberlakukan. Apa kata Wali Kota Bogor, Bima Arya?
"Semestinya setop total KRL," kata Bima, ketika dihubungi, Jumat (1/5/2020).
Menurut Bima Arya, penerapan jaga jarak atau physical distancing KRL memang sulit dilakukan. Karena itu, dia menyarankan agar KRL disetop.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagaimana mau tanya satu-satu (penumpang KRL), (ada) keperluan apa ke Jakarta? (Penumpang) mana yang boleh, mana yang tidak? Jadi sebaiknya memang setop total (KRL)," sebut Bima Arya.
Dia mengatakan, jika memang operasional KRL tidak dapat disetop, pihak pengelola harus bisa menjamin protokol kesehatan penyebaran virus Corona terlaksana sesuai aturan. Namun, lagi-lagi Bima Arya mengatakan, penerapan protokol kesehatan itu memang sulit dilakukan di KRL.
"Kalaupun operasi (KRL), harus jamin bisa ada pembatasan ketat. Tapi praktiknya kan sulit mengawasi pola pembatasan (KRL) itu," tuturnya.
Sebelumnya, dari laporan pembaca detikcom via PasangMata, Kamis (30/4), Kros, penumpang di KRL jurusan Bogor masih berdesak-desakan. Mereka seolah tak menghiraukan anjuran physical distancing.
"Saya naik dari Cawang, sudah pada mepet di situ. Kayak nggak ada PSBB saja. Pukul 17.40 WIB. Penuh banget," ujar Kros saat dikonfirmasi.
Tonton juga video KRL Dibatasi, Calon Penumpang Menumpuk di Stasiun Bogor!: