Harapan Perawat Situbondo Usai Jadi Relawan Corona di Jakarta

Harapan Perawat Situbondo Usai Jadi Relawan Corona di Jakarta

Ghazali Dasuqi - detikNews
Jumat, 01 Mei 2020 10:12 WIB
Satu Perawat Situbondo Ini Jadi Relawan COVID-19 di RS Wisma Atlet Jakarta
Relawan medis asal Situbondo (Foto: Ghazali Dasuqi/detikcom)
Situbondo -

Hampir satu bulan perawat asal Situbondo menjadi relawan medis di Jakarta. Yudha Adhi Prathama (32), bertugas di Rumah Sakit Darurat Corona (RSDC) Wisma Atlet Jakarta Pusat. Banyak cerita dan pengalaman mengesankan yang ia dapatkan, selama berjuang bersama melawan COVID-19 di RSDC Jakarta.

Terutama dalam memberikan pelayanan kepada pasien COVID-19. RSDC disebut selalu mengedepankan upaya kesembuhan seluruh pasien. Dengan tetap memperhatikan perlindungan dan kesehatan tim medis yang bertugas melayani pasien.

"Makanya, selama saya jadi relawan di sana, tidak ada satu pun tim medis yang terpapar virus Corona. Pasiennya juga banyak sembuh. Ini karena keseriusan dan kedisiplinan dalam penanganan," tandas Yudha Adhi Prathama kepada detikcom, Jumat (1/5/2020).

Menurut Yudha, salah satu bentuk perhatian RSDC kepada tim medisnya terlihat setiap petugas medis selesai menjalankan tugas piketnya. Saat itu, semua petugas medis tidak boleh langsung membuka APD atau Hazmat yang dipakainya selama bertugas. Tetapi harus lebih dulu melewati tiga lapis penyemprotan disinfektan.

"Tiap selesai bertugas langsung disemprot disinfektan sampai tiga lapis. Ini bisa dijadikan contoh rumah sakit lain, yang juga merawat pasien COVID-19. Termasuk RS di Situbondo, agar tidak ada tim medis yang ikut terpapar," tandas pria yang berdinas di Puskesmas Banyuglugur itu.

Simak video Cerita Perawat Pasien Covid-19 Sebulan Jauh Dari Keluarga:

Tak hanya itu, penggunaan hazmat selama bertugas juga menjadi kewajiban yang cukup ketat mendapatkan pengawasan. Tim medis tidak diperbolehkan melepaskan bagian dari APD, meski pun hanya sebentar. Jika ketahuan, papar Yudha, maka sanksi tegas telah disiapkan.

"Kalau dilepas sebentar saja, akan kena hukum. Ini hidung saya sampai luka karena terlalu lama pakai masker N-95. Tapi demi kebaikan saya sendiri, tetap saya pakai meskipun terasa sakit," ujar pria asal Desa/Kecamatan Besuki itu.

Untuk mengoptimalkan perawatan, sambung Yudha, para pasien RSDC Wisma Atlet juga tidak diperbolehkan keluar dari kamar perawatan. Semua kebutuhan pasien dengan luar kamar harus tetap dilayani perawat yang menjaga. Meskipun tenaga perawat di RSDC terbilang cukup terbatas.

"Tiap lantai itu ada 56 pasien dan dijaga 3 perawat. Semua kebutuhan pasien dilayani perawat. Makanya, naik turun dari lantai dasar ke lantai atas bagi perawat di sana itu sudah biasa. Tapi dengan begini, pasien di sana nyatanya banyak pasien yang sembuh," papar bapak satu putra itu.

Berbekal pengalamannya itu, Yudha berharap ada keseriusan penanganan pasien Corona seperti yang dilakukan di RSDC Wisma Atlet Jakarta. Baik dalam sistem pelayanan terhadap pasien, maupun perhatian dan kepeduliannya kepada tim medis yang bertugas melayani dan merawat pasien. Dengan begitu, dia optimis bisa mengatasi pasien COVID-19 dengan tetap melindungi tim medis yang merawat.

"Kalau Situbondo mau, saya kira Wisma Rengganis Situbondo itu bisa dijadikan seperti di Wisma Atlet. Tapi semua tetap bergantung ke pemerintah," pungkas perawat alumnus Akper Majapahit tahun 2010 itu.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.