Cerita Pilu Petani Sayuran di Bandung Barat Kena Imbas Wabah Corona

Cerita Pilu Petani Sayuran di Bandung Barat Kena Imbas Wabah Corona

Whisnu Pradana - detikNews
Jumat, 01 Mei 2020 03:46 WIB
Penjual Buah di Bandung Barat
Salah satu petani sayuran di Bandung Barat. (Foto: Whisnu Pradana/detikcom)
Bandung Barat -

Petani di Lembang Kabupaten Bandung Barat sangat merasakan dampak pembatasan aktivitas masyarakat di luar rumah guna memutus mata rantai penyebaran virus Corona atau COVID-19.

Walaupun hasil panen melimpah, para petani kesulitan menjual hasil sayuran yang baru saja di panen seperti tomat dan cabai ke pasar. Padahal, jika tidak segera dijual, sayuran cepat membusuk.

"Kondisi saat ini sedang sulit, kios di pasar hanya buka setengah hari akibat COVID-19 Karena tak bisa dijual, otomatis sayuran lebih lama tersimpan di gudang," kata salah satu petani sayuran di Lembang, Tihar, saat ditemui, Kamis (30/4).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menyatakan, kondisi sekarang bisa dikatakan lebih parah dibandingkan gagal panen, karena gagal panen biasanya hanya terjadi di beberapa daerah saja. Ditambah, distribusi barang sedikit terhambat akibat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diberlakukan pemerintah daerah.

"Wabah ini menghantam semua petani di daerah. Tidak ada yang untung akibat pandemi ini, semuanya kena," ujar Tihar.

ADVERTISEMENT

Kendati hasil panen melimpah, menurut Tihar, di tengah pandemi ini harga jual tomat dan cabai tidak sesuai harapan. Cabai keriting dijual Rp 7.000 per kilogram sedangkan normalnya Rp 30 ribu per kilogram, sementara tomat Rp 4.000 per kilogram.

"Tomat dan cabai harus dipanen sekarang, enggak bisa tunggu harga stabil. Kalau enggak lekas dipanen, bisa busuk di pohon, tambah rugi lagi kita," tuturnya.

Kalau sekarang, mau untung dari mana, pasar-pasar tutup. Mudah-mudahan situasi sulit ini segera berakhir.Tihar, petani sayuran

Bahkan, beberapa waktu lalu harga tomat pernah anjlok hingga Rp 800 per kilogram sehingga para petani membiarkan tanamannya membusuk. "Bayangkan untuk biaya pekerja sehari harus mengeluarkan ongkos Rp 100 ribu per orang, enggak sebanding dengan harga jual ke pasar," ucap Tihar.

Dirinya berharap wabah COVID-19 segera berakhir agar roda perekonomian, khususnya pertanian bisa kembali stabil. Pasalnya, tak sedikit petani tradisional yang menanggung kerugian cukup besar hingga ada yang terpaksa berhenti menanam sambil menunggu kondisi normal.

"Biasanya pada momen seperti bulan puasa dan Lebaran menjadi ladang kita mencari untung. Kalau sekarang, mau untung dari mana, pasar-pasar tutup, pengiriman barang juga dibatasi. Mudah-mudahan situasi sulit ini segera berakhir," ucap Tihar.

Halaman 2 dari 2
(bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads