Akhir Corona Belum Pasti, Pakar UI: Tak Ada Pilihan, Harus PSBB Nasional

Akhir Corona Belum Pasti, Pakar UI: Tak Ada Pilihan, Harus PSBB Nasional

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Jumat, 01 Mei 2020 08:20 WIB
Kasus positif COVID-19 di ibu kota disebut kini alami perlambatan yang signifikan. Hal itu beri semangat baru bahwa Indonesia dapat bangkit lawan Corona.
Ilustrasi (Foto: Antara Foto)
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan belum ada kepastian kapan pandemi virus Corona (COVID-19) di Tanah Air akan berakhir. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) menyebut tak ada jalan lain untuk mencegah penularan Corona kecuali melakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) secara nasional.

"Indonesia belum melaksanakan PSBB, yang melaksanakan Jakarta, Depok, hanya kota-kota yang melakukan, bukan Indonesia," ujar epidemiolog dari FKM UI, Pandu Riono saat dihubungi, Kamis (30/4/2020).

"Indonesia itu adalah dari Sabang sampai Merauke. Jadi, kalau mengimplementasi PSBB yang benar itu lingkupnya nasional. Nggak ada pilihan lain kok. Ngapain diketeng-keteng seperti itu," sambungnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pandu menilai jika PSBB hanya dilakukan secara regional, potensi penularan akan terus terjadi. Menurutnya, satu wilayah bisa dikendalikan, namun akan timbul penularan baru karena wilayah lainnya tidak menerapkan PSBB.

"Nanti selesai di satu wilayah, wilayah lain belum selesai. Kita kan nggak pernah bisa menyelesaikan masalah. Berpanjang-panjang karena di negara kesatuan masih banyak masalah di berbagai tempat. Karena kalau kita mau menyelesaikan, selesaikan lah secara nasional, walaupun nanti pelaksanaannya pembatasannya bervariasi," kata dia.

ADVERTISEMENT

Selain itu, Pandu mengatakan PSBB harus dilakaanakan secara ketat oleh lapisan masyarakat. Seperti pembatasan ketat yang dilakukan di lingkungan desa.

"PSBB itu harus berbasis komunitas. Karena masyarakat itu yang bisa melakukan. Misalnya dia membatasi wilayahnya, mengamati warganya. Kalau ada kerusuhan kan langsung masyarakat bikin pintu gerbang, dulu kan ada pintu gerbang. Itu semacam, jangan masuk wilayahnya tanpa diketahui. Nah itu salah satu sebenarnya. Kalau mau sukses jangka panjang itu melakukan pembatasan sosial berbasis masyarakat," tutur Pandu.

Simak juga video PSBB Jawa Barat Skala Provinsi Diajukan, Ini Alasannya:

Menurut Pandu, pelacakan secara intensif terhadap orang yang terindikasi virus Corona juga perlu dilakukan. Pandu menyebut pencegahan penularan perlu dilakukan sebelum tersebar luas.

"Jadi, selain harus melakukan pembatasan sosial, kita juga harus melakukan testing yang intensif. Jadi, kita harus mengetahui siapa saja yang terinfeksi, kita isolasi, kontak tracing-nya seperti apa. Pokoknya menghindari perluasan yang luas. Kalau sekarang kan dibiarkan menjalar ke mana-mana," sebut Pandu.

Pandu kembali menegaskan PSBB tidak bisa dilakukan hanya di beberapa daerah. Penularan, sebut dia, tak akan bisa dicegah jika tidak ada pembatasan secara nasional.

"Nanti kalau kita hanya pembatasan sosialnya hanya Jakarta, Bandung, Depok, Tangerang, Surabaya, hanya beberapa kota di Jawa dan di luar Jawa, itu mungkin di daerah itu akan ada efek penurunan. Tapi daerah lainnya tetap ada peningkatan, tetap ada kasus. Nanti dia pindah lagi, kayak tek-tok aja, kayak main ping-pong," pungkasnya.

Presiden Joko Widodo sebelumnya mengingatkan belum ada kepastian kapan virus Corona (COVID-19) benar-benar berakhir. Jokowi menyinggung beberapa negara maju yang awalnya menyatakan pulih, tapi kini mengalami gelombang kedua wabah COVID-19.

"Kita butuh kecepatan untuk keselamatan seluruh rakyat Indonesia. Memang belum ada kepastian kapan ini akan berakhir. Setiap ahli memiliki hitungan-hitungan yang berbeda mengenai pandemi COVID-19. Beberapa negara maju yang awalnya menyatakan sudah recover, sudah pulih, justru mengalami gelombang yang kedua," ujar Jokowi saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional yang disiarkan di saluran YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (30/4).

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads