Pasien yang meninggal akibat virus Corona di Jawa Timur kebanyakan memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Salah satu yang paling banyak meninggal yakni pasien dengan diabetes.
Hal ini disampaikan Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan COVID-19 di Jatim, dr Joni Wahyuadi. Data yang disajikan, sebanyak 19% pasien COVID-19 yang meninggal ternyata memiliki penyakit diabetes.
Pria yang menjabat sebagai Direktur RSU dr Soetomo ini menambahkan sebanyak 10% pasien positif corona yang meninggal terkonfirmasi mengidap penyakit diabetes dan hipertensi.
"Ini yang kami sampaikan yang penting kita ketahui bersama, masyarakat kita banyak yang memiliki background penyakit. Biasanya kegagalan treatment dari COVID-19 karena adanya penyakit penyerta, terbanyak diabetes sangat sulit mengatur kadar gulanya apabila terserang COVID-19 dan diabet bisa mengakibatkan penyulit di perawatannya," papar Joni di Surabaya, Kamis (30/4/2020).
Tak hanya diabetes, pasien dengan penyakit penyerta jantung koroner juga cukup banyak menjadi penyebab meninggalnya pasien COVID-19. Data yang ada, sebanyak 14% pasien Corona yang meninggal juga terdiagnosa memiliii penyakit jantung koroner.
Joni menambahkan lansia juga memiliki risiko tinggi jika sudah tertular COVID-19. Data yang ada, sebanyak 10% pasien Corona yang meninggal, meskipun tak memiliki penyakit penyerta, ternyata saya tahan tubuhnya sudah lemah karena berada di usia lanjut.
"Yang kedua, jantung koroner. Kemudian lansia atau orang tua yang daya tahan tubuhnya kurang," imbuhnya.
Sementara Joni menambahkan para pasien positif Corona dengan penyakit asma, hipertensi dan gagal ginjal kronis, memiliki risiko cukup tinggi. Dia menyebut masing-masing penyakit tersebut menyumbang 8% sebagai penyebab angka kematian.
"Kemudian asma, gagal ginjal kronis, hipertensi sudah cukup banyak angkanya masing-masing 8%," lanjutnya.
Untuk itu, Joni mengimbau pasien yang sudah terkonfirmasi positif COVID-19, atau bahkan masih di tahap PDP untuk sementara tidak mendekati keluarga dengan penyakit penyerta. Hal ini untuk melindungi keluarga dan Orang lain.
Joni juga meminta masyarakat yang telah memiliki penyakit diabetes, hipertensi hingga jantung koroner untuk tetap di rumah saja. Hal ini sebagaimana upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
"Jadi ini betul-betul kita awasi, ini menjadi target orang-orang yang rentan harus stay at home, dijauhkan dari khususnya dari OTG, PDP atau confirm. Orang yang punya penyakit seperti ini sangat sulit merawatnya apabila terserang COVID-19," pungkas Joni.