Tagar #kemenagprank menjadi trending di Twitter, pasalnya Kementerian Agama (Agama) mencabut rencana pemberian diskon uang kuliah tunggal (UKT) bagi mahasiswa di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Tagar #kemenagprank itu seolah sebagai bentuk kekecewaan dari mahasiswa atas dicabutnya surat Plt Dirjen Nomor B-752/DJ.I/HM.00/04/2020 tentang pemberian diskon UKT sebesar 10 persen.
Surat pencabutan itu juga telah diterbitkan dan ditandatangani oleh Plt Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, Kamaruddin Amin. Surat pencabutan itu bernomor B-802/DJ.I/PP.00.9/04/2020 tertanggal 20 April 2020.
Menyikapi hal tersebut, Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi terlebih dahulu menjelaskan awal mula ide untuk membantu mahasiswa dengan cara memberi diskon UKT sebesar 10 persen. Uang "subsidi" itu diambil dari dana APBN yang bersumber dari pos pendidikan Kemenag.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dapat kami laporkan tadi kami punya niat yang sangat baik mengurangi pembayaran pada mahasiswa, sudah kami siapan surat edarannya memang kemudian akan terjadi kekurangan masukan pada lembaga pendidikannya, tapi kami sepakat untuk kami atasi dari pengisian anggaran bidang pendidikan dari Kemenag," ujar Fachrul dalam video conference bersama wartawan, Rabu (29/4/2020).
Fachrul mengatakan, rencana pemberian diskon UKT itu terpaksa harus dibatalkan. Karena mendadak ada keputusan Menteri Keuangan yang meminta masing-masing kementerian untuk mengalokasikan anggaran untuk membantu penanganan COVID-19. Di sini, anggaran Kemenag terpotong sebanyak Rp 2,6 triliun.
"Namun tiba-tiba, mohon maaf kami mendapat putusan Menteri Keuangan bahwa dana kami dipotong untuk kegiatan mengatasi COVID-19 2,6 triliun, dan itu buat kemenag besar ya, besar sekali," ucapnya.
Dengan adanya pemotongan anggaran berdasarkan keputusan Menteri Keuangan itu, Kemenag membatalkan rencana pemberian 'subsidi' UKT bagi mahasiswa PTKIN. Dengan adanya pembatalan itu, mahasiswa tetap membayar UKT seperti sediakala.
"Kalau dipotong Rp 2,6 triliun dan kami tidak bisa apa-apa lagi untuk membantu mengatasi kekurangan atau kekurangan income di lembaga pendidikan itu. Sehingga surat edaran itu tidak jadi kami terbitkan, kemudian kami tetap mewajibkan (mahasiswa) untuk membayar seperti biasa," katanya.
Meski demikian, Fachrul meminta pihak perguruan tinggi bersikap adil dalam hal pembayaran perkuliahan yang harus dibayarkan mahasiswa. Sebab, saat ini mahasiswa sudah tidak lagi melaksanakan aktivitas belajar di kampus. Selain itu, kata Fachrul, perguruan tinggi juga harus memperhatikan kondisi mahasiswa, karena tak sedikit di antara mereka yang ekonomi orang tuanya ikut terdampak akibat wabah Corona.
"Menurut saya fair aja sih, fairnya kan, bahwa anak-anak mahasiswa tidak lagi datang ke (kampus) kemudian dengan demikian dia tidak menerima pelajaran tidak sebanyak sebelumnya, sehingga kalau dia mestinya dia bayarnya sekian sekarang dia bayarnya sebagian ya, mestinya gak sebesar itu lah bayarannya apalagi dia juga menyiapkan uang dalam kaitannya belajar dengan pola e-learning kemudian pada sisi lain orang tuanya juga ada yang jadi korban COVID-19," ucapnya.
Fachrul menegaskan, pemotongan anggaran sebesar Rp 2,6 triliun itu bukan salah Menteri Keuangan. Karena, seluruh kementerian juga anggarannya dipotong untuk membantu penanganan COVID-19.
"Tapi itu juga tidak bisa disalahkan kepada Menteri Keuangan karena memang ada kewajiban lain juga bagaimana mengatasi COVID-19 ini dengan mengambil dana yang cukup banyak untuk mendukung terutama teman-teman yang mohon maaf tiba-tiba menjadi miskin. Sehingga butuh dana dari kementerian dan salah satunya Kementerian Agama kebagian Rp 2,6 triliun," ucapnya.
Mantan Wakil Panglima ABRI itu mengatakan, Kemenag juga saat ini tengah mencari cara agar pemberian diskon UKT untuk mahasiswa PTKIN tetap bisa dilakukan. Namun, hal itu masih belum ada jaminan kepastian.
"Percayalah kami timbang-timbang lagi bagaiamana mencari dana yang bisa kami sisipkan untuk menutupi masalah ide tadi, ide baik yang dihadapkan dengan pengambilan Rp 2,6 triliun. Kembali lagi saya mohon maaf, percayalah kami sangat-sangat peduli," tandasnya.