Walkot Samarinda: Supaya Kehidupan Normal, Saya Hindari PSBB

Walkot Samarinda: Supaya Kehidupan Normal, Saya Hindari PSBB

Suriyatman - detikNews
Rabu, 29 Apr 2020 15:36 WIB
Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang
Foto: Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang. (Suriyatman-detikcom)
Samarinda -

Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang mengaku belum berencana untuk mengajukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Dia akan menertibkan masyarakat yang masih ke luar rumah.

"Jika kita berlakukan PSBB menyebabkan masalah di Kota Samarinda, belum ditetapkan aja sudah seperti ini dengan alasan jenuh makin banyak masyarakat yang keluar rumah, dan ini akan segera ditertibkan kembali," kata Syaharie Jaang usai menerima bantuan alat kesehatan bagi tenaga medis dari pelaku usaha UMKM Kota Samarinda, Rabu (30/4/2020).

Selain itu, lanjutnya, kota Samarinda yang berada di tengah-tengah menjadi kota penunjang ekonomi bagi kabupaten dan kota di Kaltim, khususnya yang berada di pedalaman dan terpencil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mau kemana mereka nanti untuk mendapatkan kebutuhan pangan kalau kita berlakukan PSBB," kata Syaharie Jaang.

Meski begitu, Syaharie meminta warga tetap mematuhi imbauan pemerintah untuk tetap berada di rumah. Syaharie mengatakan masih banyak yang harus dipikirkan sebelum mengambil keputusan PSBB.

"Jauhkan bala, saya tidak lakukan PSBB supaya aktivitas ekonomi ini bisa berjalan dengan baik, kehidupan bisa normal, karena tidak gampang itu PSBB dan saya hindari betul itu," katanya.

ADVERTISEMENT

Syaharie juga mengaku sudah mulai mengurangi kegiatan di luar rumah. Bahkan, dia mengaku tidak bisa melihat tantenya saat meninggal.

"Makanya keluarga saya dari Mahakam Ulu pun saya larang datang ke sini, kakak saya pun saya larang, bahkan beberapa hari yang lalu tante saya meninggal di Loa Gagak saya nggak bisa melihat," kata Syaharie.

Simak video Masyarakat Aceh Tetap Salat Tawareh di Masjid:

Syaharie juga menyoroti pasien tak jujur yang menyebabkan 50 tenaga medis di Samarinda diistirahatkan. Para tenaga medis itu kini menjalani isolasi mandiri.

"Sudah tidak patuh, berbohong lagi dengan petugas medis akibatnya saat ini ada puluhan tenaga medis di RSU AW Syahranie yang isolasi mandiri, dan petugas medis lainnya yang juga melakukan isolasi," ujarnya.

Padahal, katanya, di tengah wabah Corona, penyembuhan bergantung kepada petugas medis. "Kalau mereka semua sakit lalu siapa yang merawat pasien jantung, ginjal, dan penyakit lainnya," kata Jaang.

Sementara itu, Kepal Dinas Kesehatan Kota Samarinda, Ismed Kosasi mengatakan sejumlah petugas kesehatan diistirahatkan karena baru menangani pasien yang terkonfirmasi reaktif virus corona berdasarkan hasil rapid test.

"Alhamdulillah karena kita memang mendeteksinya lebih cepat, sehingga bisa langsung dilakukan isolasi, selain itu pasien yang ada saat ini tidak ada keluhan klinis, namun banyaknya yang terpapar sangat berpengaruh," kata Ismed.

Halaman 2 dari 2
(idh/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads